Beberapa Buruh Pabrik Petasan Lari, Api Masih Membakar Tubuh

Jumat, 27 Oktober 2017 – 05:58 WIB
Pabrik petasan dan kembang api di Kosambi Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017) meledak dan menyebabkan 47 korban jiwa dan puluhan lainnya mengalami luka bakar. Foto: M. Jakwan/Tangerang Ekspres/JPNN.com

jpnn.com, TANGERANG - Pabrik petasan di pergudangan 99, Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10) pagi, meledak dan terjadi kebakaran besar.

Data hingga tadi malam, sebanyak 47 buruh tewas terbakar dan 46 lainnya luka-luka.

BACA JUGA: Suara-suara Histeris Menggedor-gedor Gerbang yang Terkunci

Kebakaran di pabrik yang memiliki 103 buruh itu begitu mengerikan. Saksi mata Agus mengatakan saat kejadian dia hanya berada sekitar 10 meter dari gerbang pabrik PT Panca Buana Cahya.

Dia sedang bersantai dengan sejumlah anggota Brimob dari Kalimantan Barat yang kebetulan disiagakan di Kosambi untuk mengantisipasi demonstrasi warga Dadap.

BACA JUGA: 47 Orang Tewas Akibat Gudang Petasan Meledak di Kosambi

Dua kompi personel Brimob itu beristirahat di salah satu rumah ibadah yang terletak di depan gerbang pabrik.

Ketika mereka sedang bersantai, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras dari pabrik.

BACA JUGA: Gudang Petasan Meledak, Puluhan Orang Tewas

Suaranya seperti bom. "Saking kerasnya ledakan, saya sama beberapa Brimob sampai tiarap," kata Agus Kamis (26/10).

Kemudian, lanjut Agus, api berkobar dan asap hitam mengepul di gudang petasan tersebut. Terjadi beberapa ledakan susulan.

Tak lama kemudian, pegawai di dalam gudang tersebut berlarian menyelamatkan diri. Beberapa berlari dalam kondisi tubuh terbakar.

Warga sekitar kemudian berdatangan ke arah gudang tersebut. Mereka lalu menjebol tembok pabrik untuk memudahkan korban keluar.

Warga Desa Belimbing Yasin Roy mengatakan sebelum terjadi kebakaran, terlebih dahulu ada ledakan yang sangat keras terdengar hingga radius 1 kilometer.

"Saat terjadi kebakaran, saya langsung melihat ke lokasi banyak karyawan yang mencoba keluar dengan cara memanjat tembok," tuturnya.

Anggota Brimob Kalbar, Bripka Bagus Baskoro mengatakan ledakan terjadi di tengah – tengah pabrik. Dia dan anggota Brimob yang lain menjebol tembok untuk menyelamatkan para buruh.

“Kami menjebol tembok di sebelah pabrik karena mendengar teriakan minta tolong dari dalam. Kami jebol dengan peralatan seadanya,”ujar Bagus tadi malam.

Pabrik tersebut memiliki dua ruangan. Ruangan pertama letaknya dekat pintu keluar, tak memiliki atap dan menjadi tempat para pekerja menghitung jumlah petasan.

Ruangan kedua lokasinya di belakang, memiliki pintu tersendiri dan digunakan untuk pembuatan petasan.

“Ledakan dan kebakaran terjadi di tengah gedung antara ruangan pertama dan kedua. Para buruh di ruangan kedua terjebak dalam insiden ledakan dan kebakaran sehingga banyak korban tewas,”imbuh Bagus.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang Agus Suryana menyatakan kebakaran di Kosambi merupakan bencana dengan korban jiwa terbanyak. Walaupun, imbuh Agus, kebakarannya bukan yang terbesar.

BPBD Kabupten Tangerang, kata Agus, menurunkan 6 mobil pemadam kebakaran dan dua unit tangki air. Jumlah personel yang diterjunkan mencapai 40 orang.

Laporan kebakaran diterima BPBD pukul 09.30 pagi atau 30 menit setelah kebakaran. Petugasnya tiba di lokasi sekira pukul 09.45 pagi.

Ketika sampai di lokasi, gerbang pabrik dalam keadaan terkunci. Mereka pun membuka paksa gerbang tersebut.

“Begitu masuk ada ledakan besar. Petugas saya yang pakai antiapi saja sampai terpental,”imbuhnya.

Agus menduga, para korban tewas karena terkena ledakan. Sebab, kebakarannya tidak sendiri berlangsung lama. Petugas sudah melakukan pendinginan pada pukul 13.00 Wib.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Idham Azis kemarin sore menuturkan tercatat 47 korban tewas dalam peristiwa kebakaran tersebut. Jenazah korban tidak bisa lagi dikenali karena sudah dalam kondisi hangus.

"Sementara sudah ditemukan 47 orang," kata Irjen Pol Idham Azis, Kamis (26/10).

Para korban tewas tersebut dibawa dengan kantong jenazah berwarna oranye untuk dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati. Untuk memudahkan mengidentifikasi para korban, polisi telah mendirikan tenda untuk para keluarga korban.

Polisi meminta warga yang merasa keluarganya bekerja di pabrik petasan tersebut dapat membawa identitas secara lengkap. Hal tersebut untuk mengenali para korban yang tewas secara mengenaskan.

"Jenazah korban tewas dalam kondisi mengenaskan hingga susah dikenali. Polisi setidaknya butuh data korban," ujar Idham.

Tim Gegana Polda Metro Jaya saat ini masih melakukan penelusuran terkait terbakarnya pabrik petasan tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengetahui penyebab awal terjadinya peristiwa mengenaskan yang menimpa banyak korban.

Hingga tadi malam, data korban tewas mengenaskan sebanyak 47 orang dan 46 orang lainnya luka-luka. Para korban luka dibawa ke 3 rumah sakit.

Lima orang dirawat di RS Mitra Husada, 34 orang dirawat di RS BUN dan 7 orang dirawat di RSU Kabupaten Tangerang.

Humas RSU Kabupaten Tangerang Ade Yudhi menyatakan seluruh korban yang dibawa mengalami luka bakar antara 30 persen hingga 85 persen.

Salah satu diantaranya harus menjalani operasi karena saluran pernafasannya terluka.

"Korban kini sedang dan masih kami tangani, ada tujuh korban yang dilarikan ke RSU Kabupaten Tangerang. Masih ada yang berada di IGD dan sudah ada yang dibawa ke ICU," ujar Yudhi. (imron/gatot)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gudang Petasan di Kosambi Meledak, Puluhan Orang Luka Bakar


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler