jpnn.com, JAMBI - Selain kenaikan harga bahan pokok, para pedagang di salah satu pasar di Jambi juga mengelukan sulitnya mendapatkan modal usaha kepada calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
“Masalah kedua, adalah permodalan. Mereka membutuhkan permodalan, dan mereka banyak yg terjerat dengan pinjam rentenir, istilah yang tadi kita dengar 'pinjam empat kembali tujuh' betul ya?” kata Anies dengan nada tanya kepada para pedagang, “Betulll” teriak para pedagang.
BACA JUGA: Timnas AMIN Sebut Anies Sangat Menghormati Acara Debat Capres
Untuk mengatasi masalah permodalan ini, Anies pun menawarkan ide pentingnya membangun koperasi, di mana salah satu usaha koperasi tersebut adalah kegiatan simpan pinjam.
“Nah itu kelewatan, tadi saya sampaikan kepada kepala pasar segera untuk bikin koperasi. Dengan adanya koperasi di sini ada pedagang lebih dari 2000, maka bisa ada kegiatan simpan pinjam. Dan yang gak kalah penting bagi perbankan, bagi pemerintah memberikan bantuan ada wadahnya. Yaitu koperasi,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini di Jambi, Kamis (14/12).
BACA JUGA: Anies Baswedan Klaim Solusinya Lebih Baik dari Food Estate, Simak Penjelasan Ini
Menurut Anies, tanpa persatuan melalui koperasi, maka para pedagang di pasar mengalami kesulitan dalam permodalan, karena skala bisnis mereka kecil, mikro.
“Tapi kalau individu satu-satu mereka semua tentu akan kesulitan karena skala bisnisnya kecil, mikro. Tapi kalau bersatu dalam koperasi Insya Allah, pendanaan lebih kudah, ketika membutuhkan mereka tidak harus repot mengurus ke perbankan tapi ada koperasi,”tuturnya.
BACA JUGA: Terharu Lihat Sambutan Masyarakat Jambi, Anies: Mereka Ingin Perubahan
Anies berjanji akan membantu permodalan para pedagang melalui koperasi. “Dan kami rencana membesarkan urusan-urusan lewat koperasi. Jadi koperasi pedagang pasar ini penting sekali harus ada,”ujar alumnus HMI ini.
Anies mencontohkan salah satu kegiatan koperasi di Jakarta yang sangat berperan membantu permodalan warga, sehingga warga bisa terhindar dari jebakan pinjaman online.
“Di Jakarta kami menemukan tempat-tempat di mana di situ ada koperasi warganya tidak terjebak pinjaman online illegal (pinjol). Tapi kalau tidak banyak koperasi banyak yang terjebak pinjol. Jadi itu pantau kita. Itu program-program kita,” pungkasnya. (jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com