jpnn.com, JAKARTA - Menjadi seorang remaja tidak mudah, dan ketika Anda memasukkan media sosial ke dalam campuran itu, maka hal itu bisa menjadi lebih sulit lagi.
Aplikasi seperti Instagram dan Snapchat telah membuat bullying online kini menjadi hal yang biasa, dan pada kenyataannya, 33 persen siswa sekolah SMP dan 30 persen siswa sekolah SMU mengatakan bahwa mereka telah mengalami intimidasi online dalam setahun terakhir, menurut Pusat Nasional Untuk Statistik Pendidikan dan kini, Instagram sedang mencoba mengubahnya.
BACA JUGA: Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Kriminologi, Menkumham Kampanyekan Medsos Tanpa Bully
Awal tahun ini, Instagram meluncurkan fitur yang didukung oleh kecerdasan buatan yang memperingatkan pengguna ketika komentar mereka bisa dianggap berbahaya atau menyinggung dan memberi mereka kesempatan untuk menghapus atau menulis ulang komentar (atau membiarkannya tidak berubah).
Sekarang, aplikasi ini memperluas fitur ini untuk memasukkan peringatan untuk posting foto dan video in-feed juga. "Dalam upaya berkelanjutan kami untuk memimpin industri dalam memerangi penindasan atau bullying online, kami meluncurkan fitur baru yang meminta orang untuk merefleksikan pos yang mungkin mengandung penindasan sebelum diposting," kata juru bicara Facebook, yang juga memiliki Instagram.
BACA JUGA: Instagram Luncurkan Fitur Baru, Larang Komentar Bullying
"Jika kecerdasan buatan kami mendeteksi potensi intimidasi dalam teks, kami akan memberi orang pilihan untuk menghentikan sementara dan mempertimbangkan kembali pos tersebut sebelum dibagikan kepada masyarakat," tambah sang jubir tersebut.
"Seiring pertumbuhan komunitas kami, investasi kami dalam teknologi juga meningkat," jelas jubir Instagram di situs web mereka.
BACA JUGA: Instagram Haruskan Pengguna Memasukkan Tanggal Lahir
Ini sangat penting bagi remaja karena mereka cenderung jarang melaporkan intimidasi online bahkan ketika mereka yang paling sering mengalaminya.
Instagram juga telah bereksperimen menghilangkan tombol likes dari profil pengguna dalam upaya untuk membuat platform ini menjadi ruang yang lebih baik untuk kesehatan mental Anda. "Idenya adalah untuk depressurize Instagram, membuatnya kurang kompetitif, kata CEO Instagram, Adam Mosseri, seperti dilansir laman MSN, Kamis (26/12).
Masih terlalu dini untuk mengonfirmasi bahwa inisiatif seperti menyembunyikan suka dan memposting peringatan akan secara positif memengaruhi kondisi mental seseorang. "Namun, ada banyak bukti untuk membuktikan bahwa media sosial memang berdampak negatif terhadap kesehatan mental pengguna dan sering bisa menyebabkan kecemasan, depresi, bullying, kurang tidur, citra tubuh negatif, dan banyak lagi," kata Jennifer Dragonette, PsyD, Direktur Eksekutif dari pusat perawatan remaja lokasi California Utara Newport Academy.
Dengan fitur yang diperluas ini, Instagram bertujuan untuk memerangi intimidasi secara langsung dan menjadikan platform ini ruang yang lebih aman bagi pengguna.
Instagram berharap peringatan ini akan membantu mendidik orang tentang apa yang bisa dan tidak diizinkan di platform ini. Fitur ini akan diluncurkan di negara-negara tertentu, dan akan mulai berkembang secara global dalam beberapa bulan mendatang.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany