jpnn.com, BOGOR - Dampak El Nino yang berkepanjangan menyebabkan penurunan produksi sayuran, terutama aneka cabai, yang mengakibatkan naiknya harga.
Harga cabai rawit merah melonjak lebih dari Rp 100 ribu per kilogram di beberapa wilayah.
BACA JUGA: Kementan Akan Ambil Langkah Ini untuk Atasi Harga Cabai yang Makin Pedas
Menurut perkiraan, harga itu kemungkinan akan tetap tinggi hingga Natal dan Tahun Baru 2024.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pemerintah telah mengantisipasi masalah ini melalui program kawasan Rumah Pangan Lestari (P2L), terutama dengan fokus pada kelompok ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT).
BACA JUGA: Harga Cabai Naik, Pedagang di Pasar KM 5 Palembang: Yang Beli Jadi Sedikit
“Kalau setiap rumah tangga menanam cabai di pekarangan atau di teras rumahnya, maka kemahalan cabai tidak akan temui lagi di pasar-pasar. Saya rasa masalah cabai selesai," terang Mentan Amran.
Sejalan dengan Menteri Pertanian, Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan program P2L awalnya ditujukan untuk wilayah stunting, tetapi ternyata mampu menjadi sumber ketahanan pangan dan pendapatan keluarga.
BACA JUGA: Harga Cabai Merah Keriting Masih Melambung Tinggi di Pasar Tradisional, Tetapi...
Lebih dari 1200 kelompok ibu rumah tangga menerima alokasi P2L untuk menanam berbagai sayuran jangka pendek.
"Nah, mayoritas penerima P2L ini adalah ibu-ibu yang tergabung dalam KWT (Kelompok Wanita Tani-red) baik di kota maupun kabupaten. Tahun lalu saja, kami alokasikan ke lebih dari 1600 kelompok, sedangkan tahun ini tercatat sudah lebih dari 1200-an kelompok menerima alokasi P2L," kata dia.
"Biasanya mereka tanam cabe dan sayuran jangka pendek lainnya seperti kubis, selada, bayam dan sebagainya," sambungnya.
Kementan bersama KWT P2L Kota Bogor mengadakan aksi "Berbagi Benih dan Cabai Pekarangan "di Kota Bogor. Langkah itu mereka lakukan guna mengantisipasi lonjakan harga cabai.
Melalui kegiatan ini, mereka membagikan benih cabai agar setiap ibu rumah tangga dapat menanamnya di pekarangan mereka sendiri.
Endeh, ketua KWT Azalea, tak menapik jika program P2L Kementan itu dapat membantu kemandirian dan kesejahteraan rumah tangga.
Dari hasil penyemaian cabai dan sayuran, mereka berhasil berbagi kepada masyarakat sekitar.
"Alhamdulillah kami bisa berbagi kepada masyarakat sekitar berupa seedling cabai siap tanam meskipun masih terbatas," ungkapnya.
Acara pembagian benih cabai ini dihadiri oleh masyarakat, terutama ibu-ibu, dan juga melibatkan pembagian sayuran gratis seperti kubis, tomat, cabai kriting, dan cabai rawit, mengurangi beban ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Chusnul Rozaqi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap bahwa tanaman cabai yang ditanam di pekarangan rumah dapat membantu meringankan beban masyarakat, terutama ibu-ibu, dalam jangka waktu 3 bulan ke depan.
Andi Idil, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, menegaskan komitmen Ditjen Hortikultura dalam stabilisasi pasokan cabai melalui program P2L.
Dengan dukungan semua pihak, diharapkan pasokan dan harga cabai menjelang Natal dan Tahun Baru dapat terkendali.
Dengan adanya program-program seperti P2L dan berbagi benih cabai, diharapkan masyarakat dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan cabai dan sayuran di masa mendatang. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Sebut Ekspor Tanaman Hias Memiliki Daya Saing Tinggi di Pasar Internasional
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian