jpnn.com, TRENGGALEK - Sukarelawan Kiai Muda Jawa Timur (Jatim) menggencarkan serangkaian program pelatihan dalam mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera dan berdaulat secara ekonomi.
Dalam kesempatan kali ini, pendukung Ganjar Pranowo itu berkolaborasi dengan Kelompok Pengembang Bioselulosa (KPB) untuk mengajak puluhan pengurus musala, majelis taklim, dan santri memanfaatkan bahan baku nata de coco untuk diolah menjadi bahan baku yang dapat dikonsumsi.
BACA JUGA: Kiai Muda Dukung Ganjar Gelar Pelatihan Budi Daya Ikan Air Tawar di Tuban
Koordinator Wilayah (Korwil) Kiai Muda Jatim Gus Ali Baidlowi mengatakan kegiatan itu dilakukan sebagai sebuah solusi atas persoalan ekonomi yang dihadapi oleh kebanyakan masyarakat di wilayah tersebut.
"Kami banyak mendengar keluhan warga Trenggalek di mana posisi mereka berada di ambang garis kemiskinan. Tentu, hal ini akan bermanfaat untuk bisa menambah nilai ekonomi," ujar dia dalam siaran persnya, Minggu (14/5).
BACA JUGA: Kiai Muda Jatim Libatkan UMKM Untuk Gelar Pasar Takjil di Tuban
Ali menjabarkan proses pembuatan nata de coco relatif sangat terjangkau dan mudah ditemui oleh masyarakat setempat.
Dia berharap masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut tertarik untuk berkecimpung dalam unit usaha tersebut.
BACA JUGA: Kiai Mahbub PBNU: Sangat Berbahaya Jika Tembakau Disamakan dengan Narkotika
"Karena bahan yang diperlukan juga sangat mudah, dari limbah beras, ketela pohon atau singkong dan juga dari limbah air kelapa. Semoga ini bisa memberikan gambaran kepada mereka untuk terjun dalam usaha pembuatan nata de coco ini," lanjut Ali.
Dia menjelaskan Kiai Muda Jatim berkomitmen untuk melakukan pendampingan produk tersebut hingga masyarakat Trenggalek bisa menjalankan usaha tersebut secara mandiri dan berkelanjutan.
"Mereka bisa menduplikasi dari pembuatan nata de coco atau bekerja sama dengan KPB untuk memasok bahan baku," terangnya.
Ketua Kelompok Pengembang Bioselulosa, Widi Sasmito mengungkapkan rasa optimistisnya terhadap masyarakat Trenggalek yang mau memulai usaha tersebut.
Dirinya meyakini atas dasar potensi SDM maupun SDA yang ada di Trenggalek sangat menunjang kebutuhan komiditas nata de coco.
"Sangat berpeluang karena potensi sumber dayanya ada, bahan bakunya cukup menunjang karena di sekitaran sini ada industri yang limbahnya bisa dimanfaatkan, itu salah satunya," kata Widi. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Komunitas Sopir Truk Jatim Memperkenalkan Sosok Ganjar, Bagi-Bagi Oli dan Beri Santunan untuk Janda
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan