jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto melontarkan sinyal untuk tidak akan ngotot demi menjadi calon presiden (capres) jika rakyat memang tak menginginkannya lagi. Isyarat dari Prabowo yang disampaikan saat menghadiri ijtimak yang digelar Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama itu membuat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menimbang-nimbang figur lain.
Direktur Pencalonan Presiden (Pencapresan) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Suhud Aliyudin mengatakan, jika Prabowo benar-benar mewujudkan isyaratnya maka harus ada figur alternatif. Nama yang sudah masuk dalam radar PKS adalah Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heriawan (Aher).
BACA JUGA: Gerindra: Jangan Sampai Indonesia Jadi Surga Predator Anak
Bahkan, PKS mulai mewacanakan untuk menduetkan Anies dan Aher sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). “Ada beberapa figur yang kuat kami dorong misalnya Pak Anies dan Pak Aher," ungkap Suhud dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (28/7).
Hanya saja, kata Suhud, PKS masih menunggu keputusan Partai Gerindra terkait nama capres dan cawapres yang akan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 4-10 Agustus 2018 mendatang. Menurut Suhud, jika Prabowo memang menjadi kingmaker maka PKS tak akan mempersoalkannya.
BACA JUGA: Anies - Aher jadi Opsi Alternatif PKS
"Buat kami sebenarnya menyerahkan ke pihak Gerindra dan hak Pak Prabowo untuk memutuskan," ungkapnya.
Sedangkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Didi Irawadi mengatakan, partainya tengah merancang koalisi dengan Partai Gerindra atas dasar kesamaan visi misi mengatasi persoalan bangsa, ekonomi, lapangan kerja, perpajakan, dan kebebasan berekspresi. "Ini setelah 20 tahun reformasi harus menjadi perhatian juga," kata Didi.
BACA JUGA: PAN Masih Harapkan Zulkifli Hasan Bisa Jadi Capres
Dia menambahkan, persoalan tentang nama capres dan cawapres dari kedua belah pihak akan dibicarakan lebih jauh. "Koalisi berjalan dari persoalan bangsa, tidak hanya sekadar pragmatis, tidak sekadar kursi maupun jabatan capres atau cawapres," jelasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Tak Yakin Cawapres Jokowi Dongkrak Suara Koalisi
Redaktur & Reporter : Boy