Begini kata Isa tentang Sikap Bu Risma

Minggu, 31 Mei 2020 – 06:11 WIB
Tri Rismaharini. Foto: ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya

jpnn.com, SURABAYA - Memburuknya hubungan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan Pemprov Jatim terkait penanganan pandemi COVID-19 mendapat perhatian luas dari masyarakat.

Risma menyesalkan dua mobil laboratorium PCR pinjaman BNPB dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur.

BACA JUGA: Mobil Tes PCR untuk Surabaya Diserobot? Ini Penjelasan Gugus Tugas COVID-19 Jatim

Pengamat Kebijakan Publik Isa Ansori menilai sikap Tri Risma yang marah menyikapi masalah mobil PCR itu merupakan hal wajar.

"Sikap Bu Risma itu demi memperjuangkan warga Surabaya agar terbebas dari virus corona," kata Isa Ansori di Surabaya, Sabtu (30/5).

BACA JUGA: Anas: Pernyataan-pernyataan Pemprov Jatim Seolah Meneror Warga Surabaya

Apalagi, lanjut dia, data terakhir jumlah pasien positif COVID-19 di Surabaya cukup tinggi.

Surabaya sendiri telah "menyumbang" 57 persen dari jumlah total pasien positif COVID-19 se-Jawa Timur yang kini telah mencapai 4.409 orang.

BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Mabes TNI AD tentang Sosok Ruslan Buton

Meskipun tidak ada istilah bantuan khusus dari BNPB, kata Isa, Kota Surabaya harus mendapat prioritas utama karena melihat kurva data pasien yang cukup tinggi se-Jatim.

"Ini menjadi pertanyaan besar, kenapa dua mobil PCR itu malah dialihkan ke Tulungagung dan Lamongan yang jumlah pasiennya tidak begitu parah dan membahayakan. Saya khawatir Surabaya seperti Wuhan akan terjadi sungguhan," kata mantan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya ini.

Isa juga menyoroti kinerja Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim beberapa bulan terakhir.

Sejak awal dibentuk, ia menyebut gugus tugas tersebut lebih banyak menyampaikan perkembangan data ketimbang menyajikan solusi konkret kepada masyarakat.

Tidak sedikit pula, kata dia, rata-rata yang disampaikan justru membuat publik makin panik, misalnya soal tingkat recovery di Surabaya yang rendah, tuduhan penelantaran pasien dan terbaru soal Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan.

"Semuanya disampaikan tanpa upaya dan solusi konkret dari Pemprov Jatim. Sehingga wajar bila masyarakat makin bingung," katanya.

Problem lain datang dari sektor tenaga kesehatan. Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, jumlah tenaga kesehatan yang terpapar virus COVID-19 di Jatim cukup banyak. Jumlahnya mencapai 135 orang.

Hal ini, menurut Isa, sangat mengkhawatirkan. Ini tentu menjadi salah satu indikator bahwa fungsi pembinaan rumah sakit-rumah sakit di Jatim oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 belum berjalan maksimal.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya menyesalkan dua mobil laboratorium PCR yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur.

Padahal Risma mengaku dirinya yang mengajukan permohonan mobil itu ke Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.

Namun, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi menyebut ada miskomunikasi terkait permohonan peminjaman mobil PCR yang terjadi di Surabaya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler