Begini Kondisi Echa si Putri Tidur, Alhamdulillah

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 00:12 WIB
Siti Raisa Miranda (Echa) atau si Putri Tidur di RSUD Moch Ansari Saleh Banjarmasin, Jumat (27/10). Foto: M OSCAR FRADY/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

jpnn.com, BANJARMASIN - Kondisi Siti Raisa Miranda (Echa) atau si Putri Tidur masi terbaring di atas kasur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moch Ansari Saleh Banjarmasin, Kamis (26/10), Jumat (27/10) kemarin.

Begitu tiba di rumah sakit, Echa ditangani tiga dokter sekaligus. Yakni dokter psikiater, saraf dan dokter anak.

BACA JUGA: Echa, Tidur Dari 10 Oktober Belum Bangun

“Tiga dokter spesialis langsung menangani Echa. Saat ini masih diobservasi. Hasilnya pun belum ketahuan. Tunggu saja,” ujar Kepala Ruangan IGD RSUD Moch Ansari Saleh Banjarmasin, Rimba, kemarin.

Pengobatan hari kedua gadis kelahiran Banjarmasin 25 Desember 2004 itu dilakukan rontgen pada bagian kepala dan tubuh.

Sayangnya, pihak rumah sakit belum bisa membeberkan hasil pemeriksaan dan perkembangan si Putri Tidur.

Pihak rumah sakit berdalih hasil dignosa terkait penyakit Echa belum didapat. Awak media yang ingin mengambil gambar pun tak diperkenankan dari dekat, alasannya untuk menjaga privasi pasien dan demi kesehatan pasien.

Di saat bersamaan Echa dibawa petugas ke ruang radiologi untuk menjalani observasi. Terlihat ketika itu, si Putri Tidur masih terbaring lemah. Namun, ia tak tidur seperti sebelumnya.

Menurut sang Ayah, Akhmad Mulyadi Noor, Echa terbangun pada pukul 07.30 Wita setelah tertidur Jumat malam pukul 23.00 Wita.

Bahkan, dia mengungkapkan kondisi putrinya setelah dibawa ke rumah sakit mulai mengalami tren positif.

Yang paling mebahagiakan, Echa sudah mau makan dan beberapa titik vital tubuhnya mulai berfungsi dan merespon.

“Alhamdulillah meski kondisinya masih lemah namun sudah mulai merespon,” ucap Mulyadi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Echa tertidur dari tanggal 10 sampai 21 Oktober lalu. Gejala tidur lama ini baru dideritanya pada bulan Mei lalu. Namun, saat itu durasi tidurnya hanya 7-8 hari.

Dalam dunia medis, gejala ini menurut dr Yanti Fitria, psikiater RSUD Ulin Banjarmasin, disebut Hyper Somnia atau mengalami tidur berlebihan.

“Harus dilakukan observasi dulu. Baru ketahuan penyebabnya,” ujar Yanti. (mof/tof)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler