Begini Seruan Kemendikbudristek untuk Seluruh Kepsek Terkait Persiapan Sekolah Tatap Muka

Rabu, 09 Juni 2021 – 13:44 WIB
Uji coba terbatas pembelajaran tatap muka di sekolah Penabur. Foto dokumentasi BPK Penabur for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek Jumeri menyerukan seluruh Dinas Pendidikan (Disdik) dan kepala sekolah (Kepsek) untuk memastikan setiap satuan pendidikan memenuhi daftar periksa yang dipersyaratkan dalam SKB 4 Menteri.

Dana bantuan operasional sekolah (BOS) bisa dioptimalkan penggunaannya untuk persiapan sekolah tatap muka atau pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.  

BACA JUGA: Jelang Tahun Ajaran Baru, Mas Nadiem Diminta Jangan Paksakan Sekolah Tatap Muka

“Sekolah harus mempersiapkan SOP, infrastruktur, melakukan sosialisasi penerapan budaya sehat dan bersih, serta melakukan upaya kolaborasi dengan fasilitas kesehatan maupun pemangku kebijakan setempat,” pesan Dirjen Jumeri dalam pertemuan dengan media secara virtual di Jakarta, Selasa (8/6). 

Dia meminta agar dibangun kesadaran bersama antara keluarga dengan sekolah.

BACA JUGA: Nikita Mirzani dan Nindy Ayunda Live Instagram di Saat Bersamaan, Makin Panas!

Beri pemahaman kepada orang tua peserta didik karena mereka punya peran penting dalam sekolah tatap muka terbatas. 

Menurut Jumeri, penyelenggaraan sekolah tatap muka atau PTM terbatas sangat bergantung kepada kesiapan sekolah serta perkembangan kondisi pandemi di wilayah sekolah tersebut.

BACA JUGA: Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli, Banyak Ortu Khawatir, Guru Tolak Divaksin

PTM terbatas juga berbasis pada penerapan PPKM Mikro yang diterapkan oleh pemerintah. 

"Secara nasional mungkin tidak akan sama antar satu provinsi dengan provinsi lain, antar kabupaten dengan kabupaten yang lain, bahkan antar kecamatan itu juga mengikuti dinamika Covid-19 di wilayah masing-masing,” ujarnya.  

Dirjen PAUD Dikdasmen juga menekankan bahwa PTM terbatas tidak sama dengan pembelajaran seperti sebelum pandemi.

Pelaksanaannya tidak serentak dan tidak dipaksakan atau diwajibkan untuk semua sekolah.

Konsep yang benar, kata Jumeri, mengatur PTM terbatas dengan mengendalikan jumlah peserta didik pada setiap rombongan belajar maksimal jumlahnya separuh dari total peserta didik di kelas.

"Ada pengaturan jarak, peserta didik tidak harus setiap hari datang ke sekolah, dan sekolah memberikan materi yang esensial pada saat PTM terbatas,” jelasnya. 

Kepala sekolah, lanjutnya, bisa mengoptimalkan penggunaan ruang di sekolah, khususnya ruang terbuka untuk digunakan sebagai tempat belajar dalam PTM terbatas. Kunci dari pencegahan penularan adalah ventilasi di kelas yang sirkulasi udaranya bagus. 

"Nah, ini taman-taman di sekolah, kemudian lapangan-lapangan yang dimiliki itu bisa dimanfaatkan untuk menambah kapasitas,” ungkap Jumeri.

Bagi orang tua yang belum terlalu nyaman dan yakin mengirimkan anak-anaknya ke sekolah, Jumeri mengatakan bisa tetap memilih pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Dengan demikian, sekolah juga perlu memfasilitasi pembelajaran secara PTM terbatas dan PJJ.(esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ashanty Didiagnosa Idap Batu Ginjal, Krisdayanti Beri Pesan Menyejukkan


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler