jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) mendukung target net zero emission 2060 pemerintah Indonesia.
PIS juga turut andil dalam mengurangi polusi udara dengan menerapkan kebijakan dekarbonisasi di sejumlah lini bisnis dan operasional perusahaan.
BACA JUGA: PIS Gelar Upacara HUT RI di Kapal Abherka dan Kibarkan Bendera di Bawah Laut
CEO PIS Yoki Firnandi menuturkan PIS selalu mengedepankan aspek lingkungan dalam operasionalnya melalui inisiatif jangka pendek maupun panjang.
Saat ini, inisiatif yang paling efektif secara biaya dalam mereduksi karbon di industri perkapalan adalah dengan menerapkan peningkatan efisiensi operasi, seperti pembersihan lambung kapal secara terus menerus, pemasangan energy saving device, dan pengaturan kecepatan kapal pada kecepatan optimum/ekonomis.
BACA JUGA: Lewat Cara Ini SIG Dorong Petani di CIF Pasarkan Hasil Panen Secara Online
Sementara, inisiatif jangka menengah hingga jangka panjang yang PT PIS adopsi adalah dengan membangun atau membeli kapal berbahan bakar lebih ramah lingkungan maupun mengangkut komoditas energi hijau.
Seperti kapal berbahan bakar LPG, LNG, green ammonia, green hydrogen, biofuel dual fuel vessel.
BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Berhasil Kurangi Emisi Karbon Melebihi Target
“Tahun ini PIS sudah mengakuisisi kapal VLGC berbahan bakar LPG dual fuel, bernama Pertamina Gas Amaryllis. Pertamina Gas Amaryllis merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia, yang juga menjadi kapal pertama bertenaga dual fuel LPG di Pertamina dan Indonesia," ucapnya.
PIS juga sudah menerapkan penggunaan biodiesel, sebanyak 146 kapal PIS tercatat telah menggunakan biodiesel untuk tenaga mesin utama.
PIS juga mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam operasional bisnis perusahaan, termasuk di bisnis anak-anak usaha seperti PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Energy Terminal (PET).
PTK tercatat sukses menekan gas buang karbon dioksida (CO2) sebesar 74,03 Ton per tahun melalui penerapan program dekarbonisasi di operasional perusahaan.
Reduksi gas buang tersebut diperoleh dari program penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di armada kapal Transko Pari 01 dan Energy Substitution Shore Connection di PTK Port Plaju.
Adapun total pemanfaatan tenaga surya di Integrated Terminal Tanjung Uban dan LPG Terminal Tanjung Sekong mencapai hingga 562.222 kWh.
Selain dari sisi operasional dan bisnis, upaya PIS untuk menekan emisi karbon juga dilakukan dengan kegiatan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang.
Sejak 2021 sampai pertengahan tahun ini, PIS sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics telah menanam sebanyak 3.100 pohon mangrove.
Mulai dari penanaman 100 mangrove yang dilakukan oleh PIS, di antaranya di Taman Wisata Alam Mangrove di Muara Angke-Jakarta, penanaman 1000 mangrove di area pesisir Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, penanaman 1000 mangrove di kepulauan seribu oleh Agent of Change (AOC) SH IML, serta penanaman 1000 Mangrove oleh PTK di Makassar dan Bali.(chi/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Yessy Artada