Beginilah Cara Rolls Royce Menyuap Emirsyah Satar

Kamis, 19 Januari 2017 – 19:52 WIB
Pekerja di Rolls Royce tengah merangkai mesin pesawat. Foto: Rolls Royce Archive/PA Images

jpnn.com - jpnn.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga pendiri Mugi Rekso Abadi (MRA) Group Soetikno Soedarjo menyuap Emirsyah Satar semasa masih menjadi direktur utama PT Garuda Indonesia. Pemilik Connaught International Pte. Ltd itu menjadi perantara bagi Rolls Royce untuk menyogok Emirsyah terkait kontrak pembelian mesin pesawat Airbus untuk Garuda Indonesia pada 2005-2014.

Dalam kurun waktu selama itu, Garuda di bawah komando Emirsyah membeli 50 pesawat buatan Airbus. Namun, pembeli bisa memilih mesinnya.

BACA JUGA: KPK Geledah Lima Lokasi Terkait Kasus Suap Garuda

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, dalam pembelian pesawat buatan Airbus itulah Emirsyah memilih mesin buatan Rolls Royce. Namun, ada kickback atau uang dari transaksi pembelian mesin Rolls Royce untuk Emir.

"Rolls Royce kemungkinan menawarkan kalau membeli mesin kami (Rolls-Royce) ada sesuatu. Kemungkinan seperti itu, tapi kami masih mendalami," kata Agus dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (19/1).

BACA JUGA: Emirsyah Satar Disangka Terima Suap Puluhan Miliar

Menurut Agus, Airbus sebagai pembuat pesawat tidak memberi kickback ke Emir. Sebab, yang membujuk Emirsyah justru dari pihak Rolls Royce.

Untuk itu, Rolls Royce menyediakan kickback khusus ke Emirsyah. Selanjutnya, perusahaan pembuat mesin pesawat yang berbasis di Inggris itu menggunakan Sutikno sebagai perantaranya.

BACA JUGA: Wow..Tajirnya Emirsyah Satar

"Nah, Rolls-Royce ini masuk lewat SS. Kemudian dialirkan masuk ke beberapa rekening," kata Agus.

Berdasarkan penyelidikan KPK, ada tiga pilihan mesin untuk pesawat-pesawat pesanan Garuda. Yakni Trent 700 buatan Rolls Royce, Pratt & Whitney PW 400, atau GE CF6-80E. "Memang ada tiga alternatif," katanya. 

Namun, sambung Agus, marketing Rolls Royce diduga memberi iming-iming agar Garuda memilih Trent 7000. "Jadi, polanya seperti itu," kata dia. 

Agus memastikan gratifikasi atau kickback pembelian mesin Rolls-Royce itu tidak dinikmati Garuda sebagai korporasi. Sebab, uang itu mengalir ke pundi-pundi Emir.

"Gratifikasi ini dinikmati individu. Jadi kalau kami menyangkakan perbuatan individu mungkin lebih tepat," ujar dia.

Sedangkan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menambahkan, ada tiga jenis mesin yang bida digunakan untuk Airbus pesanan Garuda. Tapi, kata dia, pertanyaannya apakah memang benar hanya mesin Rolls-Royce yang terbaik untuk pesawat Airbus.

"Kalau memang bagus untuk Airbus kita, ya bersyukur. Tapi, jangan sampai karena kickback jadi memilih itu," kata Syarif. 

Menurutnya, kickback itu juga hanya dinikmati Emirsyah. “Ini keuntungan pribadi ES (Emirsyah Satar)," katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hmmm... Inilah Suap dari Rolls Royce ke Petinggi Garuda


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler