Belajar dari Pengalaman 2009

Rabu, 18 April 2012 – 06:56 WIB

LONDON - Kalah adu penalti dari Manchester United dalam final 2008 di Moskow, tanpa diragukan lagi, adalah memori terburuk Chelsea di Liga Champions. Tapi, di tahun berikutnya (2009), Chelsea mengalami situasi yang tidak kalah buruknya.

Berhadapan dengan Barca di semifinal, Chelsea mengantongi modal bagus lewat hasil imbang tanpa gol di Nou Camp. Dalam leg kedua di Stamford Bridge, The Blues " sebutan Chelsea " di atas angin setelah gol cepat Michael Essien pada menit kesembilan.

Ketika Barca harus bermain dengan sepuluh orang menyusul kartu merah Eric Abidal pada menit ke-66, Chelsea merasa yakin tiket final sudah di depan mata. Tapi, pada menit ketiga injury time (ke-93), Andres Iniesta membuyarkan asa tuan rumah lewat gol cantiknya. Itu sekaligus satu-satunya shot on target Barca sepanjang pertandingan.

Dengan agregat 1-1, Barca-lah yang berhak lolos ke final karena aturan gol away. Barca memungkasinya dengan gelar setelah mengalahkan United dua gol tanpa balas dalam final di Roma. Di sisi lain, Chelsea meradang. Kegagalan mereka diwarnai dengan protes keras kepada wasit kala itu, Tom Henning Ovrebo.

Salah satu yang melakukannya adalah Didier Drogba. Striker internasional Pantai Gading itu bahkan melontarkan kata-kata kasar sehingga dia dikenai skors tiga laga oleh UEFA. Pengalaman itu pun menjadi pelajaran berharga Drogba saat Chelsea menjamu Barca dalam leg pertama semifinal Liga Champions musim ini di Stamford Bridge.

"Yang lalu biarkan berlalu. Kami memang memiliki memori buruk melawan Barca, tapi kami juga memiliki memori bagus," kata Drogba seperti dilansir Sky Sports.

"Sekalipun mereka adalah tim terbaik dunia dan memiliki pemain terbaik dunia, situasinya fifty-fifty karena akan ada dua pertandingan dan segalanya bisa terjadi," sambung striker 34 tahun tersebut.

Seiring gol indahnya ke gawang Tottenham Hotspur di semifinal Piala FA (15/4), Drogba kemungkinan besar kembali menempati starter dibandingkan Fernando Torres. Apalagi Drogba memiliki rekor positif melawan klub Spanyol yang menjadi lawan Chelsea, yakni tidak pernah gagal tidak mencetak gol.

Statistik mencatat, Drogba pernah dua kali membobol gawang Barca. Keduanya terjadi di dua laga fase grup Liga Champions musim 2006-2007, dan salah satunya menjadi gol semata wayang kemenangan 1-0 Chelsea di Stamford Bridge.

Di sisi lain, kubu Barca berambisi merusak catatan home sempurna Chelsea di Liga Champions musim ini. Chelsea tidak pernah membiarkan tim tamu pulang dengan angka serta sukses melesakkan 16 gol atau rata-rata lebih dari tiga gol per laga.

"Kami akan melawan mereka (Chelsea) dengan permainan menyerang. Kami juga ingin menang," kata jenderal lapangan tengah Barca Xavi Hernandez di situs resmi UEFA.

Sebagai catatan, rekor Barca di ranah Inggris memang tidak terlalu menggembirakan. Dalam 26 lawatan, jumlah kekalahan (12 kali) dua kali lipat lebih banyak dari kemenangan (6 kali). Tapi, lawatan terakhir tim tamu ke London berakhir manis atau ketika memerdaya Manchester United 3-1 dalam final musim lalu di Stadion Wembley. (dns)

Drogba Bobol Gawang Klub Spanyol
Tanggal          Lawan            Ajang                                 Skor (Menit Gol)
6/12/2011    Valencia         Fase grup Liga Champions        3-0 (3", 76")
3/11/2009    Atl. Madrid      Fase grup Liga Champions        2-2 (82", 88")
4/4/2007    Valencia          Per mpat final Liga Champions    1-1 (53")   
31/10/2006    Barcelona    Fase grup Liga Champions        2-2 (90+3")
18/10/2006    Barcelon a   Fase grup Liga Champions        1-0 (47")
19/10/2005    Real Betis    Fase grup Liga Champions        4-0 (24")
Keterangan : Drogba selama membela Chelsea
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bermain Keras, Madrid Dihujani Kartu Kuning


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler