MEULABOH - Demi lolos test masuk jadi anggota polisi, Lufi (17) warga Desa Lhok Sari, Pante Ceureumen, Aceh Barat belajar berenang di Sungai Lhoksari.
Namun keinginannya tersebut harus ditebus nyawa, karena menjadi korban keganasan arus dan tenggelam di TKP. Alhasil, keluarga pun harus meratap kepergian sang anak yang gagal jadi aparat berseragam coklat.
Kematian Lufi diketahui kemarin sore sekira pukul 16.30 WIB. Warga sekitar sempat menyisir lokasi selama beberapa jam, akhirnya berhasil menemui mayat almarhum.
Peristiwa dimulai ketika sang abg bersama teman-temannya, adu renang di sungai. Diduga terlalu letih atau mengalami kram, perlahan-lahan tubuh korban hilang ditelan air.
Saksi sempat melihat Lufi terseret gelombang sungai Lhoksari, serta berupaya menolong. Namun aksi itu sia-sia, lantaran arus demikian deras menghanyutkan tubuh calon polisi tersebut.
Insiden naas selanjutnya diberitahu kepada masyarakat, serta aparat berwenang. Berkat bantuan satu unit Speed Boat pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, bersama satu unit Speed Boat Basarnas, akhirnya jasad korban dievakuasi pada jarak 500 meter dari tempat kejadian (tenggelam).
”Dia berenang di sungai itu, merupakan persiapan fisik untuk mengikuti tes Polisi nanti. tapi keburu tenggelam terseret arus,” jelas Thaib.
Usai ditemukan, korban langsung dilarikan kerumah duka agar dapat segera disemayamkan. Ibu dan adik korban spontan pingsan usai mengetahui Lufi meninggal.
Cita-cita menjadi polisi, diutarakan rekan korban, memang telah menjadi harapan Lufi sejak masih duduk di bangku sekolah. Sehingga, usai lulus UN pada SMA Negeri Pante Cereumen, dengan semangat menggebu-gebu, korban kerap melatih fisiknya sebagai persiapan mengikuti tes. (den)
Namun keinginannya tersebut harus ditebus nyawa, karena menjadi korban keganasan arus dan tenggelam di TKP. Alhasil, keluarga pun harus meratap kepergian sang anak yang gagal jadi aparat berseragam coklat.
Kematian Lufi diketahui kemarin sore sekira pukul 16.30 WIB. Warga sekitar sempat menyisir lokasi selama beberapa jam, akhirnya berhasil menemui mayat almarhum.
Peristiwa dimulai ketika sang abg bersama teman-temannya, adu renang di sungai. Diduga terlalu letih atau mengalami kram, perlahan-lahan tubuh korban hilang ditelan air.
Saksi sempat melihat Lufi terseret gelombang sungai Lhoksari, serta berupaya menolong. Namun aksi itu sia-sia, lantaran arus demikian deras menghanyutkan tubuh calon polisi tersebut.
Insiden naas selanjutnya diberitahu kepada masyarakat, serta aparat berwenang. Berkat bantuan satu unit Speed Boat pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, bersama satu unit Speed Boat Basarnas, akhirnya jasad korban dievakuasi pada jarak 500 meter dari tempat kejadian (tenggelam).
”Dia berenang di sungai itu, merupakan persiapan fisik untuk mengikuti tes Polisi nanti. tapi keburu tenggelam terseret arus,” jelas Thaib.
Usai ditemukan, korban langsung dilarikan kerumah duka agar dapat segera disemayamkan. Ibu dan adik korban spontan pingsan usai mengetahui Lufi meninggal.
Cita-cita menjadi polisi, diutarakan rekan korban, memang telah menjadi harapan Lufi sejak masih duduk di bangku sekolah. Sehingga, usai lulus UN pada SMA Negeri Pante Cereumen, dengan semangat menggebu-gebu, korban kerap melatih fisiknya sebagai persiapan mengikuti tes. (den)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Pemalas Bisa Dipecat
Redaktur : Tim Redaksi