jpnn.com, VENESIA - ''Lihat gelombangnya besar, gunakan kaki Anda,'' seru Gabriella Lazzari. Suaranya tegas. Para turis yang sedang berdiri di gondola sambil menikmati pemandangan di sekitar laguna pun langsung berpegangan pada dayung. Susah payah, mereka berusaha mengendalikan perahu yang bergoyang karena gelombang.
Lazzari adalah salah seorang anggota Row Venice. Organisasi itu beranggota perempuan-perempuan pelestari voga alla veneta. Istilah tersebut melekat pada para pendayung gondola Venesia. Sebab, mereka punya cara khas untuk mendayung. Yakni, berdiri. Para wisatawan asing mengenal voga alla veneta sebagai gondoleering.
BACA JUGA: Piala Dunia Wanita 2019: Italia Kalahkan Australia Berkat Gol Dramatis di Menit 90+5
BACA JUGA: Film Pendek Indonesia Berjaya di Venesia
Mendayung gondola dengan berdiri bukan hal yang mudah. Melatih turis agar bisa menguasai voga alla veneta juga bukan tanpa risiko. Karena itu, Row Venice memilih tidak memberikan kursus dari atas gondola. Perahu bagi wisatawan bernama batela coda di gambero alias perahu ekor udang.
BACA JUGA: Kualifikasi Euro 2020: Fabio Quagliarella Cetak Rekor Indah Buat Italia
Perahu yang dibuat Jane Caporal, pendiri Row Venice, itu berbentuk simetris dan lebih lebar daripada gondola. ''Perahu ini cocok untuk yang pertama kali mendayung. Kami juga mengajari mereka di laguna supaya mereka tak menabrak perahu lain di kanal yang sempit,'' ungkap Caporal kepada Agence France-Presse.
Caporal dan belasan temannya dijuluki dewi-dewi Venesia. Merekalah yang berusaha melestarikan budaya perahu dayung pada era modern. Saat jumlah pengayuh gondola dibatasi, tidak boleh lebih dari 400, dan perahu-perahu sudah bertenaga mesin.
BACA JUGA: Berlusconi
''Saya tahu, penduduk sendiri sudah tidak mengayuh gondola mereka, tapi ini soal tradisi,'' ungkap Caporal. (bil/c5/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Maio
Redaktur & Reporter : Adil