Belanja Modal Tambah, Turunkan Produksi

Sabtu, 09 Maret 2013 – 13:07 WIB
JAKARTA – Perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor tambang, PT Timah Tbk, tahun ini mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 2 triliun, meningkat dari dari realisasi tahun lalu senilai Rp 1,8 triliun. Dana belanja modal itu dinaikkan lantaran ada beberapa proyek perseroan yang sudah beroperasi sehingga membutuhkan biaya operasional dan pengembangan tambahan.

Kendati alokasi belanja modal bertambah, manajemen justru berniat menurunkan produksinya. Itu menurut Sekretaris Perusahaan Timah Agung Nugroho, untuk menurunkan beban biaya produksi menyusul adanya pelemahan pada harga jual timah. "Sepanjang 2012, harga jual logam timah rata-rata yang diterima perseroan USD 21.523 per ton, 24 persen lebih rendah dibandingkan dengan harga jual rata-rata 2011 sebanyak USD 28.440 per ton," kata Agung.

Melemahnya harga timah di pasar internasional tersebut mengakibatkan perolehan laba bersih pada kuartal III-2012 turun 57 persen menjadi Rp 370 miliar dari Rp 860 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Padahal, volume penjualan per kuartal III-2012 naik 7 persen menjadi 26.921 ton dari pencapaian periode yang sama 2011 sebesar 26.266 ton.

Sementara itu, Timah mencatat, sepanjang Januari-Februari 2013 ini, telah menghabiskan belanja modal sebesar Rp 8,65 miliar dan biaya operasi (operational expenditure/opex) Rp 17,2 miliar untuk kegiatan eksplorasi.

Agung menjelaskan, aktivitas pengeboran prospeksi di laut bulan lalu menghasilkan sumber daya measured 1.534 ton. Sedangkan, kegiatan survei geologi, geofisika, dan pengeboran prospeksi menghasilkan penemuan sumber daya inferred sebesar 3.050 ton serta sumber daya indicated 1.374 ton. Adapun sumber daya inferred di darat ditemukan 2.240 ton.

Timah telah melakukan pengeboran prospeksi dan bor rinci di perairan Kundur dan Bangka. Kegiatan pengeboran prospeksi dan bor rinci wilayah Kundur masih berada di daerah perlindungan atau alternatif mengingat cuaca dan gelombang yang cukup tinggi. "Begitu juga di perairan Bangka, kegiatan pengeboran masih dilakukan di daerah perlindungan," terang Agung.

Kegiatan pengeboran di darat dilakukan secara indikasi primer untuk wilayah Bangka dan Belitung yang menemukan indikasi mineralisasi urat kuarsa dan turmalin. Untuk kegiatan pengeboran alluvial tetap berjalan guna evaluasi produksi penambangan di Pulau Bangka.

Bulan ini, Timah juga berencana melakukan pengeboran laut dengan melakukan pengeboran prospeksi dan rinci yang akan dilakukan oleh tujuh kapal bor. Ada tiga kapal bor disiagakan di perairan Bangka, sementara empat kapal bor lainnya di perairan Kundur. Sementara pengeboran darat akan difokuskan di Belitung, Bangka Selatan, dan Bangka Utara. (lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Citilink Komitmen Dukung Pendidikan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler