jpnn.com, TULUNGAGUNG - Musim kemarau membuat kekeringan di sebagian areal persawahan di Tulungagung, Jatim meluas.
Bahkan, kini tanaman padi yang mengalami gagal panen alias puso mencapai 13 hektare.
BACA JUGA: 4 Cara Agar Rambut Tetap Sehat saat Musim Kemarau
Yakni, di Desa Tanggulturus, Kecamatan Besuki. Akibatnya, petani setempat merugi hingga ratusan juta rupiah.
Kepala Dinas Pertanian (Kadisperta) Suprapti melalui Koordinator POPT Gatot Rahayu menyatakan, kekeringan tahun ini melanda di dua kecamatan.
BACA JUGA: Strategi KLHK Cegah Karhutla Saat Puncak Kemarau
Yakni, di Kecamatan Bandung dan Besuki. Dari pantauannya, kekeringan ini membuat tanaman padi milik petani di dua kecamatan tersebut rusak. Kondisinya pun bervariasi.
BACA JUGA : Banjir Merendam Sawah Seluas 1.500 Hektare, Petani Terancam Gagal Panen
BACA JUGA: Kementan: 100 Kabupaten/Kota Terdampak Kekeringan
Ada tanaman padi yang rusak ringan, sedang, berat, hingga puso. Bahkan, puso kini makin luas. Yakni, 13 hektare.
''Yang puso ini tidak bisa diselamatkan lagi. Sumber di sana memang sudah tak bisa dipompa untuk mengairi sawah petani,'' katanya.
Akibatnya, petani merugi hingga Rp 260 juta dari 13 hektare sawah itu. Dia menjelaskan, gagal panen terjadi karena musim kemarau yang maju. Jadi, prediksi petani tanam padi saat ini meleset.
''Awal kemarau kan tidak turun hujan. Jadi, prediksi mereka meleset. Dikira terus ada hujan dan debit air cukup untuk areal persawahan,'' terangnya.
Dia melanjutkan, di Kecamatan Besuki dan Bandung memang langganan kekeringan serta banjir. Namun, sayang, petani yang kini mengalami kekeringan tidak memiliki asuransi tani.
Jadi, mereka tidak bisa mengklaim kerugian. ''Untuk rawan kekeringan, yakni Kecamatan Besuki, Bandung, Campurdarat, dan Kalidawir. Keempat kecamatan tersebut ditambah Kecamatan Pakel yang rawan banjir. Meski begitu, masih minim petani di empat kecamatan tersebut yang ikut asuransi,'' terangnya.
BACA JUGA : Petani Jagung Gagal Panen Setelah Diserang Selama Seminggu
Kondisi kerusakan ringan akibat kekeringan di dua kecamatan tersebut sekitar 70 hektare, kerusakan sedang 14 hektare, dan kerusakan berat 9 hektare.
Mengantisipasi agar kekeringan itu tidak meluas, pihaknya meminta petani untuk mengoptimalkan pompa dari sumber air yang ada. Juga, membentuk posko mitigasi yang dipusatkan di Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Besuki dengan melibatkan TNI.
''Diprediksi meluas. Tapi, jangan sampai berlanjut. Cukup ini saja,'' tuturnya. (lil/and/c13/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desa Sertajaya Dilanda Kekeringan, Petani Merugi Lantaran Gagal Panen
Redaktur & Reporter : Natalia