jpnn.com, DILI - Wafatnya Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Rabu (11/9) menyisakan dukacita mendalam bagi Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Bagi negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia itu, Habibie merupakan sosok istimewa.
“Kami turut berdukacita atas meninggalnya BJ Habibie. Bagi kami beliau istimewa,” ujar Ketua Parlemen Nasional RDTL Arao Noe de Jesus da Costa Amaral saat menggelar jamuan makan malam bagi Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Dili, Kamis (12/9).
BACA JUGA: Xanana Terkesan dengan Pelayanan RSPAD Gatot Subroto
Turut mendampingi Fadli dalam jamuan makan malam itu adalah Ketua Komisi V DPR Fary Djemy Francis. Duta Besar RI untuk RDTL Sahat Sitorus juga ikut dalam jamuan makan malam di Hotel Timor itu.
Ketua Parlemen Nasional RDTL Arao Noe de Jesus da Costa Amaral (berdiri) saat menggelar jamuan makan malam bagi Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Dili, Kamis (12/9). Foto: Pemberitaan DPR RI
BACA JUGA: Anies Baswedan Ungkap Kalimat BJ Habibie soal Reklamasi
Arao menambahkan, pada masa kepresidenan Habibie pula Timor Leste yang sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur menggelar referendum. Atas upaya Habibie, katanya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaksanakan referendum pada 30 Agustus 1999 dengan dua opsi bagi Timor Timur, yakni mengantongi otonomi yang lebih luas sebagai bagian dari Indonesia atau merdeka.
Namun, Arao menegaskan pujiannya tentang Habibie bukan untuk mengorek-ngorek persoalan masa lalu. “Kami tak mau melihat ke belakang, tetapi mengenang keberhasilan beliau (Habibie, red),” ucap politikus yang dikenal sebagai loyalis mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao itu.
BACA JUGA: Prestasi BJ Habibie di Batam, Mengubah Nol jadi Sejuta
Politikus Partai Kongres Nasional Rekonstruksi Rakyat Timor (CNRT) itu menambahkan, kini negaranya dan Indonesia justru saling mendukung dan menghargai. “Kita menatap masa depan,” katanya.(ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni