PARIS - Maskapai swasta terbesar di Indonesia, Lion Air, kembali memecahkan rekor dunia dalam kontrak pembelian pesawat. Kali ini, Lion meneken kontrak pembelian 234 unit Airbus yang terdiri dari 109 jenis A320neo, 65 unit A321neo dan 60 unit S320ceo senilai USD 24 miliar.
Kontrak pembelian Airbus diteken Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana dan CEO Airbus, Fabrice Bregier di Palais de l'Elysee, Istana Presiden Perancis di Paris, Senin (18/3) siang waktu setempat. Penandatanganan kontrak pembelian Airbus itu juga disaksikan Presiden Prancis Francois Gerard Georges Nicolas Hollande dan Dubes Indonesia untuk Perancis, Monaco dan Andorra, Rezlan Ishar Jenie. Hadir pula dalam kesempatan itu para menteri dan pejabat tinggi Perancis, para eksekutif Airbus, serta sekitar 1.500 undangan.
Seperti dilaporkan wartawan JPNN, Suhendro Boroma dari Paris, ini adalah kali pertama penandatangan pembelian pesawat oleh perusahaan swasta dilakukan di Istana Presiden Prancis. Sebelumnya, hanya penandatanganan pembelian pesawat (militer atau sipil) oleh pemerintah yang dilakukan di Istana Elysee.
Sebelum penandatanganan kontrak itu, Lion Air dan Airbus sudah melalui pembicaraan awal. Finalisasi kesepakatan pembelian dilakukan di Manado, Senin (11/3) pekan lalu, ketika Executive Vice President Airbus Asia, Jean Francois Laval dan Sales Contract Director Airbus Guillaume Mille, melakukan pertemuan khusus dengan Rusdi Kirana di Hotel Quality Manado.
Pertemuan antara Jean, Guillaume dan Rusdi yang awalnya dijadwalkan di Singapura, akhirnya mengalami perubahan. Sebelum direalisasikan di Manado, pertemuan untuk finalisasi kesepakatan jual-beli itu sempat diagendakan digelar di Jakarta. Namun, akhirnya Manado menjadi lokasi terakhir untuk pembicaraan kesepakatan akhir.
Rekor pembelian pesawat bukan kali pertama disandang Lion. Sebelumnya pada 18 November 2011 lalu, Lion Air juga menandatangani pembelian 230 pesawat Boeing 737 900ER senilai USD 21,3 miliar di Bali. Presiden Barack Obama yang kala itu sedang menghadiri KTT ASEAN-AS di Nusa Dua, Bali, ikut menyaksikan langsung penandatanganan pembelian pesawat yang jumlah dan nilainya memecahkan rekor pembelian di Boeing dan dunia itu. Lion adalah pengguna pertama Boeing 900ER.
Tapi kini Lion justru memecahkan rekornya sendiri dengan menandatangani kontrak pembelian 234 unit Airbus. "Syukur tak terhingga, saya berdiri di sini, di hadapan Yang Mulia Presiden Perancis, Dubes Indonesia untuk Prancis, para eksekutif Airbus dan undangan yang terhormat, hari ini Lion Air menulis tinta emas dalam sejarah penerbangan Indonesia, bahkan dunia," kata Rusdi Kirana saat berpidato pada acara penandatangan kontrak pembelian Airbus.
Ayah tiga anak itu juga membeberkan perkembangan ekonomi Indonesia, serta tren pertumbuhan penumpang pesawat di kawasan Asia-Pasifik. "Pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia rata-rata di atas 15 persen per tahun, tertinggi di dunia," katanya.
Tampil mengenakan jas hitam berdasi merah, Rusdi menyebut sejumlah indikator keberhasilan Indonesia sehingga menjadi kekuatan baru ekonomi dunia. "Terima kasih kepada Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan jajaran pemerintah dari pusat hingga daerah-daerah yang telah membawa kemajuan ekonomi," tuturnya. "Kami bangga sebagai maskapai penerbangan swasta turut berkontribusi membawa kemajuan bangsa dan ikut mengharumkan nama Indonesia di mata dunia," katanya.
Pihak Prancis pun mengapresiasi kesepakatan itu. "Ini adalah kontrak yang luar biasa," kata Presiden Francois Hallande. "Kontrak ini sangat berarti bagi Airbus, Perancis, Lion Air, Indonesia dan industri penerbangan dunia," katanya.
Tampil dengan kemeja putih celana hitam dibalut jas hitam dan dasi hitam, Hollande memuji perkembangan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan Lion Air. "Indonesia negara penting di G20, dan tumbuh pesat perekonomiannya," katanya.
Sedangkan CEO Airbus, Fabrice Bregier menyambut gembira kontrak pembelian dengan Lion Air itu. "Kerjasama yang menguntungkan untuk kedua pihak untuk jangka panjang," katanya.
Airbus merupakan perusahaan bersama milik Jerman, Perancis, Inggris dan Spanyol. Tahun lalu, AirAsia membeli 100 unit A320 senilai USD 9,4 miliar. Kemudian Turkish Airlines juga mengikat kontrak pembelian 117 unit A320 dan A320neo senilai USD 9,3 miliar untuk pengiriman 2015-2020.
Namun catatan transaksi di Airbus itu tumbang oleh Lion Air yang membeli 234 unit pesawat senilai USD 24 miliar. Rekor ini lebih tinggi dari pembelian 50 unit Boeing 777-300LR oleh Emirates senilai USD 18 miliar, maupun pembelian 230 unit B737 900ER senilai USD 21,7 miliar oleh Lion Air sendiri. Rencananya, Lion Air akan menerima pesawat A320neo dan A321neo mulai Juli 2013.
Sama halnya saat membeli pesawat di Boeing, pembiayaan pembelian pesawat di Airbus ini semuanya berasal dari perbankan dan lembaga keuangan internasional. Pada saat kontrak dengan Boeing, Lion Air mengganding US Exim Bank yang menjadi pemimpin konsorsium pembiayaan.
Sedangkan kali ini, Lion Air mendapat sokongan konsorsium pembiayaan yang dipimpin BNP Paribas, Perancis. "Sumber pembiayaan kami semua dari luar negeri. Sama sekali tidak menggunakan dana dan pembiayaan dari dalam negeri," kata Rusdi.
Awal bulan ini, US Exim juga memberi pinjaman USD 1,1 miliar dolar Amerika kepada Lion Air untuk pembiayaan pembelian pesawat dari Boeing. Dana itu merupakan foreign direct invesment (FDI) ke Indonesia. Operasional atas pembelian pesawat dengan dana luar negeri itu membuka lapangan kerja dan dan nilai tambah lainnya bagi Indonesia.
Akhir bulan ini, Lion Air juga akan mengoperasikan Malindo Air yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, Lion juga sedang menjajaki pembukaan maskapai penerbangan ke Thailand dan Australia. "Ke mana pun kami pergi, selalu membawa bendera Merah Putih," kata Rusdi.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sedan Mini Sentuhan Dalam Negeri
Redaktur : Tim Redaksi