Beli Lahan Tebu, Petani Dibunuh

Minggu, 19 Oktober 2014 – 02:32 WIB
PROBOLINGGO - Hidup Misnan, 23, berakhir tragis. Petani muda asal Desa Sumberpetung, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, itu ditemukan tewas terbunuh di ladang jagung di Desa Blado Kulon, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Kamis (16/10) sekitar pukul 22.00.

Sebelumnya, Misnan membeli lahan tebu milik warga setempat. Karena mendapat kabar dari rekannya bahwa lahan tersebut sudah kosong dan siap ditanami, dia pun ingin menyambangi. Saat itu Ismail, 20, kerabatnya, diajak. ''Menurut pengakuan keluarga, korban berangkat sekitar pukul 08.00,'' ujar Kapolsek Tegalsiwalan AKP Sugeng Suprianto yang didampingi Camat Tegalsiwalan Heri Mulyadi. 

Karena lokasi lahan tebu tersebut jauh dari permukiman warga, Misnan meminta Ismail tidak ikut. ''Temannya disuruh menunggu di rumah warga dan menjaga motornya,'' kata Kapolsek. Misnan lantas menuju lahan tebu yang berjarak sekitar 300 meter dari kampung itu sendirian.

Karena seharian tidak kunjung kembali, Ismail resah. Dia lantas menghubungi keluarganya di Sumberpetung. Keluarga korban langsung cemas. Apalagi, ponsel korban tidak bisa dihubungi. Saat mendapat informasi tersebut, mereka berbondong-bondong datang ke Blado Kulon untuk mencari keberadaan Misnan. 

Sesampainya di Blado Kulon, keluarga menceritakan kondisi tersebut kepada warga sekitar. Bersama warga, keluarga kemudian mencari korban di lahan tebu yang dituju. Setelah dua jam pencarian, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Korban ditemukan di kebun jagung yang berjarak sekitar 10 meter dari lahan miliknya. Dari kepalanya, mengucur darah segar seperti terkena hantaman benda tumpul.

Polisi yang mendengar informasi itu langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP). Beberapa petunjuk kemudian ditemukan di sekitar TKP, yaitu bambu 60 sentimeter yang diduga sebagai alat untuk menghabisi nyawa korban. Barang-barang korban lainnya masih utuh seperti sandal, topi, dan ponsel Nokia.

Polisi meminta warga tidak mendekati TKP. Beberapa saat kemudian, unit identifikasi Polres Probolinggo tiba di lokasi dan langsung melakukan olah TKP sementara. Korban yang mengenakan kaus dan celana jins tersebut dibawa ke mapolsek dengan menggunakan kendaraan operasi polsek, kemudian dikirim ke kamar mayat RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, untuk diotopsi. 

Hingga kemarin, polisi menyelidiki kasus tersebut. ''Kami juga memeriksa saksi-saksi,'' ujar Kapolsek. Karena olah TKP pada malam tidak maksimal, kemarin sekitar pukul 08.00 polsek dan polres melakukan olah TKP lanjutan. Menurut keterangan keluarga, korban tidak memiliki musuh atau masalah dengan orang lain. 

Madi, 37, sepupu korban yang tinggal di Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, juga mengakui hal itu. Menurut dia, selama ini korban dikenal baik. ''Dia tidak pernah macam-macam. Karena itu, saya kaget setelah mengetahui dia meninggal dibunuh,'' terangnya pada koran ini di mapolsek Jumat dini hari (17/10).

Sementara itu, olah TKP yang dilakukan kemarin belum banyak memberikan petunjuk dalam pengusutan kasus tersebut. Namun, menurut polisi yang melihat kondisi TKP, memang ada perkelahian antara korban dan pelaku. ''Pengamatan kami memang demikian. Sebelum dibunuh, korban melawan. Ini masih terus kami dalami,'' ujar Kasatreskrim Polres Probolinggo AKP Roy Prawirosastro pada koran ini kemarin. 

Sementara itu, ada dua kerabat korban yang diperiksa, yaitu istri korban dan Ismail. Sayangnya, dari keduanya, juga belum didapatkan informasi yang mengarah pada pelaku pembunuhan tersebut. Khusus untuk Ismail, polisi mengalami kesulitan karena yang bersangkutan merupakan tunarungu. Rencananya, polisi melibatkan saksi ahli dari sekolah luar biasa (SLB) untuk berkomunikasi dengan Ismail. (rf/aad/JPNN/c23/any)

BACA JUGA: Bawa Pacar ke Semak-Semak, Lalu Berbagi dengan Teman

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibius, Dirampok, 2 Pria Dibuang di Tepi Jalan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler