MUSI RAWAS - Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai berdampak terhadap kelangkaan minyak di sejumlah wilayah, terutama di Mura. Di Kecamatan Rupit dan STL Ulu Terawas misalnya. Di daerah ini terjadi kelangkaan BBM jenis premium sudah dirasakan warga sejak dua pekan terakhir.
Diduga, para pengecer yang biasa berjualan di sepanjang akses Jalinsum melakukan aksi penimbunan. “Sudah susah cari bensin di sini sejak duo minggu ini. Katonyo gara-gara isu pemerintah nak naek"ke hargo BBM, jadinyo susah nian nyari jualan minyak eceran, apolagi SPBU di sini (Rupit), kalau pagi sekitar jam 10 lah abis,” jelas Imron, warga Kecamatan Rupit.
Senada dikatakan Marwan, warga yang sama. “Saya harus antre berjam-jam di SPBU demi mendapatkan premium sejak pagi. Dari sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.30 WIB, ngantre di sini (Rupit). Mana lagi banyak oknum warga nakal yang antre beli BBM pakai jeriken, terutama motor tangki modif,” jelasnya.
Terpisah, Sales Representative Depot PT Pertamina Mura-Lubuklinggau, Hariadi mengatakan, tidak ada kelangkaan meskipun ada kenaikan BBM. “Terhitung bulan Mei, Pertamina sudah melakukan penambahan pengiriman karena sebagai konsekuensi mendekati kenaikan harga BBM. Kami juga sudah rakor dan sudah dibentuk tim Pemkab ke lapangan untuk mengantisipasi bersama aparat Polri,” jelas Hariadi.
Menurutnya, antisipasi dilakukan jangan sampai terjadi mobilisasi BBM di masyarakat, difokuskan di SPBU. “Memang yang menjadi masalah, para pengecer dan penimbun yang jelas-jelas mengambil BBM dalam jumlah besar menjelang kenaikan harga,” ujarnya yang meminta warga tetap tenang karena Pertamina terus menambah pengiriman BBM menjelang kenaikan. (wek/ce4)
Diduga, para pengecer yang biasa berjualan di sepanjang akses Jalinsum melakukan aksi penimbunan. “Sudah susah cari bensin di sini sejak duo minggu ini. Katonyo gara-gara isu pemerintah nak naek"ke hargo BBM, jadinyo susah nian nyari jualan minyak eceran, apolagi SPBU di sini (Rupit), kalau pagi sekitar jam 10 lah abis,” jelas Imron, warga Kecamatan Rupit.
Senada dikatakan Marwan, warga yang sama. “Saya harus antre berjam-jam di SPBU demi mendapatkan premium sejak pagi. Dari sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.30 WIB, ngantre di sini (Rupit). Mana lagi banyak oknum warga nakal yang antre beli BBM pakai jeriken, terutama motor tangki modif,” jelasnya.
Terpisah, Sales Representative Depot PT Pertamina Mura-Lubuklinggau, Hariadi mengatakan, tidak ada kelangkaan meskipun ada kenaikan BBM. “Terhitung bulan Mei, Pertamina sudah melakukan penambahan pengiriman karena sebagai konsekuensi mendekati kenaikan harga BBM. Kami juga sudah rakor dan sudah dibentuk tim Pemkab ke lapangan untuk mengantisipasi bersama aparat Polri,” jelas Hariadi.
Menurutnya, antisipasi dilakukan jangan sampai terjadi mobilisasi BBM di masyarakat, difokuskan di SPBU. “Memang yang menjadi masalah, para pengecer dan penimbun yang jelas-jelas mengambil BBM dalam jumlah besar menjelang kenaikan harga,” ujarnya yang meminta warga tetap tenang karena Pertamina terus menambah pengiriman BBM menjelang kenaikan. (wek/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sanca Batik Empat Meter Bikin Geger
Redaktur : Tim Redaksi