jpnn.com - Stroke merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia. Bahkan, beberapa sumber informasi kesehatan menyebutkan bahwa saat ini stroke adalah pembunuh nomor satu di dunia.
Tidak hanya itu, stroke juga salah satu penyakit yang banyak menyebabkan kecacatan.
BACA JUGA: Menhub: Keselamatan Memang Masih jadi Masalah
Itulah sebabnya, pencegahan stroke sangat penting dilakukan. Ada banyak faktor yang menyebabkan stroke, salah satunya adalah kondisi stres dan dan emosi negatif seperti marah.
Itulah sebabnya, salah satu pencegahan stroke adalah dengan menahan marah. Lalu bagaimana mekanismenya dan seberapa efektif menahan marah bisa mencegah stroke? Simak ulasannya di bawah ini.
BACA JUGA: Ini Penyebab Makanan Instan Bisa Menyebabkan Stroke
Mengenal stroke
Stroke merupakan gangguan pada otak yang disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke ditandai oleh berbagai gangguan terkait saraf seperti sakit kepala, mual atau muntah, kelumpuhan pada satu sisi, bicara pelo, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran dan kejang yang terjadi secara mendadak.
BACA JUGA: Apa Jadinya Bila Tubuh Kelebihan Gizi?
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan stroke antara lain hipertensi, diabetes, dyslipidemia, obesitas, penyakit arterosklerosis, merokok, dan minum minuman alkohol.
Karena busa menyerang siapa saja, Anda harus lebih waspada. Apalagi, seiring pertambahan usia, risiko terjadinya stroke semakin meningkat.
Hubungan marah dan stroke
Marah dan stroke memiliki hubungan timbal balik. Sebab, sering marah dapat menyebabkan stroke, namun ternyata stroke juga dapat menyebabkan perubahan kondisi emosional seseorang. Itulah sebabnya sebagian pasien pascastroke lebih mudah marah. Perubahan struktur maupun fungsi sistem saraf pasca stroke adalah penyebabnya.
Selain itu, kondisi disabilitas yang dialami oleh orang setelah serangan stroke – seperti sulit berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari – rentan menyebabkan gangguan psikologis. Kondisi tersebut membuat penderita lebih mudah marah dan lebih sensitif. Itulah mengapa, sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, pasien yang selamat dari stroke lebih sering marah dan mengalami pergolakan emosi yang tidak stabil.
Mengapa marah dapat menyebabkan stroke?
Saat seseorang marah, kondisi emosi membuat lonjakan berbagai zat dalam tubuh. Contohnya, epinefrin yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan laju nadi serta peningkatan gula darah.
Nah, pada orang yang sering marah karena emosinya tidak terkontrol, terdapat stres psikologis jangka panjang. Kondisi ini dapat memicu peningkatan hormon-hormon stres seperti glukokortikoid dalam darah.
Dalam jangka waktu lama, hal ini akan memengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah dan gula darah. Selain itu, terjadi pula berbagai risiko masalah kesehatan lainnya, termasuk stroke.
Sebuah penelitian pernah dilakukan terhadap 200 orang. Hasilnya menemukan bahwa pada 30 persen pasien yang terkena stroke disebabkan oleh marah, emosi negatif seperti ketakutan, iritabilitas, atau gugup. Marah dan emosi negatif tersebut biasanya terjadi satu hingga dua jam sebelum serangan stroke.
Menurut penelitian tersebut, adanya pemicu – marah dan emosi negatif lain meningkatkan risiko terjadinya stroke 14 kali dalam satu hingga dua jam sebelum serangan. Jadi hati-hati, semakin tinggi tingkat kemarahan Anda, maka semakin besar pula risiko terjadinya stroke.(klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makan Gorengan Bisa Sebabkan Stroke?
Redaktur & Reporter : Yessy