Benarkah Tabir Surya Beri Efek Buruk pada Kesehatan?

Jumat, 28 Desember 2018 – 21:50 WIB
Ilustrasi menggunakan tabir surya. Foto: warmuthinstitute

jpnn.com - Tabir surya sangat penting untuk melindungi kulit kita dari sinar yang merusak. Tetapi beberapa bahan bisa memiliki efek samping yang tidak diinginkan.

Para ilmuwan yang berbasis di Tiongkok menemukan air laut di pantai Hong Kong mengandung bahan aktif dari tabir surya yang dikaitkan dengan masalah kesuburan pada ikan.

BACA JUGA: Cegah Penuaan Otak dengan Konsumsi 5 Makanan Sehat Ini

Sunblock sering mengandung filter UV termasuk benzophenone-3 (BP-3), ethylhexyl methoxycinnamate (EHMC), dan octocrylene (OC) untuk melindungi kulit dari radiasi yang bisa menyebabkan kanker. Produsen juga menggunakan bahan kimia ini untuk melindungi produk-produk seperti tekstil dari matahari.

Ketika bahan-bahan kimia itu dicuci kulit kita ke laut, misalnya, mereka bisa berlama-lama di air dan memasuki ekosistem dan rantai makanan tanpa diundang.

BACA JUGA: Jaga Kesehatan Kulit Selama Liburan dengan 4 Langkah Ini

Awal tahun ini, Hawai menjadi negara bagian AS pertama yang melarang tabir surya yang mengandung oxybenzone dan octinoxate, yang diketahui merusak terumbu karang, pada tahun 2021.

Penghentian itu mengikuti sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Environmental Contamination and Toxicology yang menyimpulkan oxybenzone mengotak-atik DNA karang dan membuat invertebrata kurang mampu menahan perubahan iklim.

BACA JUGA: 4 Cara Bikin Tidur Lebih Nyenyak

Untuk studi baru, para peneliti di Hong Kong Baptist University mengumpulkan air laut dua meter di bawah permukaan dari 30 lokasi yang melewati Hong Kong serta kehidupan laut termasuk udang, ikan dan kerang dari peternakan akuakultur kota.

Air ini kemudian diuji untuk tujuh jenis filter UV yang digunakan dalam tabir surya, yang mengarahkan para peneliti untuk menyimpulkan bahan kimia yang terakumulasi dalam air laut dan kehidupan laut dan bisa masuk ke manusia melalui rantai makanan dan berdampak negatif terhadap kesehatan kita.

Untuk mengeksplorasi potensi risiko lebih lanjut, para peneliti mengisi akuarium laboratorium yang terkontaminasi dengan tiga filter UV dengan ikan zebra dan memberi makan udang udang air asin yang terkontaminasi selama 47 hari.

Pada bagian akhir dari penelitian ini, sementara ikan zebra tidak terluka, tingkat mortalitas 24 jam embrio mereka meningkat dari 10 persen hampir 60 persen. Bersamaan dengan itu, tingkat penetasan setiap 72 jam turun drastis dari 80 persen menjadi kurang dari 30 persen. Terlebih lagi, sejumlah embrio abnormal atau cacat.

"Karena lebih dari 70 persen struktur genetis ikan zebra menyerupai manusia, efek dari kontaminan ini meneruskan rantai makanan kepada manusia dan dampak jangka panjang pada kesuburan manusia tentu tidak bisa diabaikan," kata penulis studi yang berspesialisasi dalam kualitas air dan pencemaran lingkungan di Hong Kong Baptist University,, Kelvin Leung, seperti dilansir laman MSN, Rabu (26/12).

Dr. Leung menuntut agar bahan kimia ini diatur lebih baik dan produsen yang disarankan beralih ke filter UV mineral seperti oksida seng dan titanium oksida.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketahuilah, Suplemen Diet Juga Bisa Bahayakan Ginjal Anda


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler