jpnn.com, JAKARTA - Penyebaran virus corona baru atau Covid-19 memunculkan kekhawatiran mengenai kemungkinan transmisi, salah satunya melalui uang kertas yang beredar. Namun, benarkan uang kertas bisa menyebarkan Covid-19?
Sebelumnya, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengingatkan untuk menghindari penggunaan uang kertas selama wabah virus corona untuk mencegah penularan dari virus tersebut.
BACA JUGA: Diduga Terpapar Virus Corona, Ribuan Peserta Acara Dakwah di Malaysia Masuk Pemantauan
Sebaliknya, WHO menyarankan untuk beralih ke pembayaran tanpa kontak jika memungkinkan dan, jika menggunakan uang kertas tidak bisa dihindari, segera cuci tangan Anda setelah menyentuhnya.
Saran itu muncul setelah Tiongkok dan Korea mulai mendisinfeksi dan mengisolasi uang kertas bekas sebagai bagian dari rencana mereka untuk menghentikan penyebaran coronavirus.
BACA JUGA: Duh, Daniel Radcliffe Jadi Korban Hoaks Corona
Namun, saat ini tidak ada rencana bagi Bank Inggris untuk melakukan hal yang sama. Ketika ditanya apakah menggunakan uang kertas bisa menyebarkan coronavirus, juru bicara WHO mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi.
"Kita tahu bahwa uang sering berpindah tangan dan bisa mengambil semua jenis bakteri dan virus dan hal-hal seperti itu," kata jubir WHO, seperti dilansir laman Independent, Minggu (8/3).
BACA JUGA: Antisipasi Penularan Corona, Anies Menginstruksikan Jajarannya Membatasi Kontak Langsung
"Kami akan menyarankan orang untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas, dan menghindari menyentuh wajah mereka," jelas jubir WHO tersebut.
Jika memungkinkan, sebaiknya menggunakan pembayaran tanpa kontak. Sementara itu, juru bicara Bank of England mengatakan bahwa bakteri pada uang kertas tidak berbeda dengan "permukaan lainnya".
Seperti permukaan lain yang disentuh banyak orang, banknotes bisa membawa bakteri atau virus. Namun, risiko yang ditimbulkan akibat menyentuh uang kertas tidak lebih besar daripada menyentuh permukaan biasa lainnya, seperti gagang pintu atau kartu kredit."
Di seluruh dunia, ada lebih dari 100 ribu kasus covid 19 dan lebih dari 3.000 kematian akibat penyakit ini sampai saat ini.(fny/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Fany