Bencana Hidrometeorologi Diprediksi Masih Mendominasi

Disiapkan RP 995 Miliar untuk Dana Bencana 2012

Senin, 02 Januari 2012 – 00:32 WIB

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan bencana alam pada 2012 akan didominasi oleh hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan gelombang pasang. Mengacu pada catatan BNPP, bencana selama kurun waktu Tahun 2002-2011 menunjukkan bahwa 85 persen bencana di Indonesia adalah hidrometeorologi.

"Perubahan iklim global, degradasi lingkungan, kemiskinan, dan bertambahnya jumlah penduduk makin memperbesar ancaman risiko bencana," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu (1/1).

Terlebih lagi, prakiraan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (Jamstec), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Bureau of Meteorology (BoM), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), antara Januari-Agustus 2012, menunjukkan kondisi cuaca normal. Sementara itu untuk Agustus-Desember kemarau agak basah. "Dan Tahun 2013 diprediksi kemarau Elnino melanda," ujar Sutopo.

Dikatakannya, untuk bencana geologi seperti gempa bumi dan tsunami, belum ada teknologi yang bisa memprediksi secara pasti kapan, di mana, dan besaran atau magnitude gempa. Karena itu, pada daerah-daerah rawan gempa, masyarakat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diminta terus meningkatkan kesiapannya.

Sementara itu untuk ancaman gunung api, 127 gunung api aktif terus dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Saat ini, 6 gunung berstatus siaga dan 18 waspada.

Dengan ancaman bencana 2012 itu, maka upaya sosialisasi, kesiapsiagaan, gladi, dan peningkatan kapasitas BPBD serta masyakarat perlu terus-menerus dilakukan. "BNPB mendapat anggaran bencana 2012 sekitar Rp995 miliar," bebernya.

Pada tahun 2011, ada 1598 bencana di Indonesia. Sutopo menyebutkan, jumlah orang meninggal dan hilang mencapai 834 orang, sedangkan menderita dan mengungsi 325.361 orang. Ada pun rumah rusak berat 15.166 unit, rusak sedang 3.302 unit dan rusak ringan 41.795 unit.

Dari 1.598 kejadian bencana tersebut, sekitar 75 persen di antaranya adalah bencana hidrometerologi. Sedangkan bencana geologi seperti gempabumi, tsunami dan gunung meletus masing-masing terjadi  11 kali (0,7 persen),  1 kali (0,06 persen) dan 4 kali (0,2 persen). Dampak yang ditimbulkan oleh gempabumi 5 orang meninggal dan rumah rusak sebanyak 7.251 unit. (kyd/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sakit Lagi… Sakit Lagi…


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler