ENDE, -Akibat jebolnya Bendungan Weriwawi menyebabkan pasokan air minum PDAM untuk masyarakat kota Ende terganggu. Selain itu, menyebabkan irigasi Sokomaki kering.
Akibatnya, beberapa petani holtikultura di sepanjang irigasi tersebut tidak bisa menanam komoditi pertanian. Pantauan koran ini, nampak patahan bantal bendungan sekira 30 meter. Permukaan saluran irigasi dipadati pasir akibat luapan sungai Wolowona.
Kerusakan lebih parah ketika terjadi hujan dan banjir selama kurun waktu beberapa minggu terakhir. Tumpukan pasir sudah memenuhi saluran irigasi dan berbagai pohon yang tersangkut di pintu masuk bendungan tersebut. Juga pada saat yang sama pipa filter dan screen terbawa banjir namun akhirnya ditemukan.
Kepala PDAM Tirta Kelimutu Ende Soedarsono ditemui Kamis (10/1) di ruang kerjanya mengatakan, sebenarnya bendungan tersebut sudah jebol pada tahun lalu. Namun, pihaknya menyiasati dengan memberikan bronjong sehingga bisa membendung aliran air sehingga aliran air masuk dalam pipa dan selanjutnya dialirkan ke kota Ende.
"Memang jebolnya bendungan tersebut sudah terjadi pada tahun 2011 lalu. Namun, kita siasati dengan dana yang ada membangun tanggul pengaman berupa bronjong. Namun, kini bronjong juga tersapu banjir saat hujan beberapa waktu lalu," kata Soedarsono. Karena itu, untuk sementara pasokan air untuk wilayah kota Ende terganggu, terutama jalur tengah kota. Disebutkan, jalur tengah seperti Jalan Gatot Soebroto, Jalan Kelimutu, Jalan Nangka, Jalan Garuda, Jalan Anggrek kini agak tersendat pelayanan air dari PDAM.
Untuk itu, sebut Soedarsono, untuk jalan keluar demi pemenuhan kebutuhan jalur tengah tersebut dirinya memasok air dari mata air Aekipa dan dialirkan setengah hari dan dijadwalakn pada hari Jumat dan Sabtu. Ia mengatakan, jika hendak dibangun kembali maka dibutuhkan dana miliaran rupiah. Namun, jika hanya merenovasi dana yang dibutuhkan berkisar Rp 300 juta.
Sementara itu Plt. Sekda Ende, Abdul Syukur Muhamad di ruang kerjanya mengatakan, pemerintah daerah kini tengah berkoordinasi dengan PDAM dan Dinas PU untuk segera menangani kerusakan bendungan tersebut. Namun, sebutnya, untuk sementara diupayakan pengerukan pasir dari saluran selanjutnya memperhatikan tanggul yang jebol.
"Kita akan pakai dana tanggap darurat dan berkoordinasi dengan PU untuk sedapatnya mengeruk pasir yang menutup saluran irigasi," kata Syukur. Dikatakan, kini pemerintah masih melakukan koordinasi lintas sektoral guna memastikan seperti apa nantinya renovasi bendungan tersebut. (kr7/ito)
Akibatnya, beberapa petani holtikultura di sepanjang irigasi tersebut tidak bisa menanam komoditi pertanian. Pantauan koran ini, nampak patahan bantal bendungan sekira 30 meter. Permukaan saluran irigasi dipadati pasir akibat luapan sungai Wolowona.
Kerusakan lebih parah ketika terjadi hujan dan banjir selama kurun waktu beberapa minggu terakhir. Tumpukan pasir sudah memenuhi saluran irigasi dan berbagai pohon yang tersangkut di pintu masuk bendungan tersebut. Juga pada saat yang sama pipa filter dan screen terbawa banjir namun akhirnya ditemukan.
Kepala PDAM Tirta Kelimutu Ende Soedarsono ditemui Kamis (10/1) di ruang kerjanya mengatakan, sebenarnya bendungan tersebut sudah jebol pada tahun lalu. Namun, pihaknya menyiasati dengan memberikan bronjong sehingga bisa membendung aliran air sehingga aliran air masuk dalam pipa dan selanjutnya dialirkan ke kota Ende.
"Memang jebolnya bendungan tersebut sudah terjadi pada tahun 2011 lalu. Namun, kita siasati dengan dana yang ada membangun tanggul pengaman berupa bronjong. Namun, kini bronjong juga tersapu banjir saat hujan beberapa waktu lalu," kata Soedarsono. Karena itu, untuk sementara pasokan air untuk wilayah kota Ende terganggu, terutama jalur tengah kota. Disebutkan, jalur tengah seperti Jalan Gatot Soebroto, Jalan Kelimutu, Jalan Nangka, Jalan Garuda, Jalan Anggrek kini agak tersendat pelayanan air dari PDAM.
Untuk itu, sebut Soedarsono, untuk jalan keluar demi pemenuhan kebutuhan jalur tengah tersebut dirinya memasok air dari mata air Aekipa dan dialirkan setengah hari dan dijadwalakn pada hari Jumat dan Sabtu. Ia mengatakan, jika hendak dibangun kembali maka dibutuhkan dana miliaran rupiah. Namun, jika hanya merenovasi dana yang dibutuhkan berkisar Rp 300 juta.
Sementara itu Plt. Sekda Ende, Abdul Syukur Muhamad di ruang kerjanya mengatakan, pemerintah daerah kini tengah berkoordinasi dengan PDAM dan Dinas PU untuk segera menangani kerusakan bendungan tersebut. Namun, sebutnya, untuk sementara diupayakan pengerukan pasir dari saluran selanjutnya memperhatikan tanggul yang jebol.
"Kita akan pakai dana tanggap darurat dan berkoordinasi dengan PU untuk sedapatnya mengeruk pasir yang menutup saluran irigasi," kata Syukur. Dikatakan, kini pemerintah masih melakukan koordinasi lintas sektoral guna memastikan seperti apa nantinya renovasi bendungan tersebut. (kr7/ito)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Warga Filipina Sebulan Terombang-ambing di Laut
Redaktur : Tim Redaksi