Bengkel Kreatif Hello Indonesia Siapkan Event Spektakuler

Rabu, 07 Maret 2018 – 14:13 WIB
Bengkel Kreatif Hello Indonesia (BKHI) Nahdlatul Ulama menggelar talkshow bertajuk Dari Pesantren Membangun Kemandirian Ekonomi Kerakyatan di Bintaro, Tangerang, Banten, Selasa (6/3). Foto: BKHI

jpnn.com, TANGERANG - Bengkel Kreatif Hello Indonesia (BKHI) Nahdlatul Ulama berencana menggelar kegiatan spektakuler dalam waktu dekat.

Hal itu terkuak dalam talkshow bertajuk Dari Pesantren Membangun Kemandirian Ekonomi Kerakyatan di Bintaro, Tangerang, Banten, Selasa (6/3).

BACA JUGA: 5 Keuntungan PDIP Buru-Buru Umumkan Usung Jokowi di Pilpres

Beberapa figur hadir dalam talkshow itu. Di antaranya, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto, Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Budaya Irjen Pol Tugas Dwi Apriyanto, Staf Ahli Wali Kota Tangsel Sutiyarno, Direktur Pelayanan Sosial Dasar Kemendes PDTT Hanibal Hamidi, dan Staf Kemenpora Zainuddin.

Talkshow itu digunakan sebagai ajang untuk mendengar masukan demi meningkatkan kualitas agenda yang melibatkan generasi muda.

BACA JUGA: Kubu Ahok Bawa Pendeta dalam Sidang Cerai

“Saya saja baru memikirkan dengan beliau-beliau ini untuk membikin kegiatan dalam waktu dekat. Termasuk dengan staf ahli wali kota. Kami akan bikin spektakuler,” ujar pembina BKHI M Holis Satriawan.

Holis berharap masukan dari para tamu undangan membuat BKHI mampu menggelar event berkualitas.

BACA JUGA: Komisi X DPR Meninjau Sarpras Dikdasmen di Nunukan

Dengan demikian, BKHI bisa membantu pemerintah meningkatkan kreativitas generasi muda di jalur positif.

Dia menampik anggapan yang menyebut pihaknya mendapat sumbangan dari sejumlah pihak untuk menggelar event itu.

Menurut Holis, pondok pesantren (ponpes) yang didirikannya mendidik santri agar berperilaku jujur dan tetap berpegang pada koridor agama.

“Pesantren itu mandiri. Nggak perlu bantuan dari siapa pun. Pesantren mendidik anak-anak santri menjadi akhlakul karimah. Namun, tidak dididik untuk ekonomi,” kata Holis.

Kegiatan itu akan membuat santri memiliki keahlian setelah keluar dari ponpes.

Hal yang tak kalah penting adalah santri bisa mengubah citra ekstremis yang selama ini melekat.

“Kita ini mayoritas Islam dan kita selalu dikambinghitamkan menjadi orang-orang yang ekstrem. Saya tidak mau. Islam itu rahmat, Islam itu indah,” kata Holis.

Pihaknya juga membuka peluang bagi siapa pun yang ingin meningkatkan kreativitas untuk bersama-sama belajar di BKHI.

“Ini adalah sebuah prototipe, sebuah contoh saja. Dengan satu tempat ini kita bisa melakukan apa pun. Dari seni, pendidikan, ekonomi kreatif, keagamaan, sosial, banyak hal yang bisa kita lakukan di satu tempat ini,” kata Holis.

Di samping itu, BKHI juga siap memfasilitasi pemangku kepentingan, mulai kecamatan hingga provinsi, yang memerlukan tempat rapat atau kegiatan lainnya.

Fasilitas yang ditawarkan di tempat itu juga cukup menunjang. BKHI memiliki kafe, butik, hingga art shop yang dibuat oleh para santri.

“Ini bisa dimanfaatkan oleh Pak Camat, pihak dari wali kota, dari gubernuran. Semua bisa rapat. Kami akan bikin pameran. Kami akan bikin banyak hal di sini,” kata Holis.

Holis menyebut BKHI untuk membayar utang dan dosa-dosanya dengan menularkan ilmu yang dimilikinya.

Sebelumnya, dia pernah menyabet penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai pelukis tercepat dan pelukis dengan media lumpur Lapindo. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok dan Vero Ternyata Masih Saling Berkirim Surat


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler