Benteng Laskar Wong Kito, Mereka Saling Mengerti

Jumat, 23 September 2016 – 08:02 WIB
Pemain Sriwijaya FC, Supardi. Foto: Sumek/dok.JPNN

jpnn.com - PALEMBANG – Selain moncer dalam urusan mencetak gol, skuat Sriwijaya FC juga kokoh dalam bertahan. 

Terbukti, benteng pertahanan tim asal Bumi Sriwijaya ini menjadi tim dengan pertahanan terbaik kedua setelah Arema Cronus. 

BACA JUGA: Milan Bukan Hanya Bacca

Setidaknya predikat itu bisa disematkan hingga Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 pekan ke-20.

Ya, hingga pekan ke-20 Sriwijaya FC hanya kebobolan 16 kali. Jumlah ini sama dengan Persipura Jayapura.

BACA JUGA: Striker Dortmund Sesumbar Timnya Tak Bisa Dihentikan

Sementara Arema yang memiliki pertahanan terbaik kebobolan 9 kali. Adapun tim dengan kebobolan terbanyak dipegang PS TNI dan Persegres Gresik United dengan kemasukan gol 38 kali.

Asisten Pelatih Sriwijaya FC Hartono Ruslan mengapresiasi kinerja pemain belakang. Jumlah kebobolan sedikit kedua dari 18 peserta TSC menjadi bukti apiknya kerja sama sesama pemain belakang. 

BACA JUGA: Unai Emery Senang PSG Kembali Kuasai Klasemen Ligue 1

"Ini tak lepas dari permainan disiplin yang diterapkan pemain di setiap pertandingan. Jarang rotasi di posisi ini juga berperan memperkuat kerja sama mereka di belakang," terangnya.

Hingga pekan ke-20, Sriwijaya FC lebih banyak percayakan pemain berpengalaman di lini belakang. Mauricio Leal yang malang melintang di kompetisi Amerika Latin, 17 kali dipercaya duet dengan Fachrudin Aryanto yang 18 kali jadi starter.

Keduanya diapit Supardi yang tak tergantikan di sisi kanan (20 pertandingan) dan Zalnando (12 games) atau Wildansyah (12 games) di sisi kiri.

Jika ada yang berhalangan, posisi bek tengah dipercayakan kepada Ngurah Wahyu Trisnajaya alias Nanak. Selama ini Nanak merumput 11 kali yang kadang jadi starter dan cadangan main. 

Ada pula Achmad Jufriyanto yang dibagi perannya sebagai gelandang bertahan. Bek yang karib disapa Jupe ini merumput 13 kali. 

Sementara untuk kiper, didominadi Teja Paku Alam. Dia baru tiga kali digantikan Yogi Triana karena ada masalah dengan kebugaran dan sejali digantikan Tri Hamdani Goentoro.

"Jarang rotasi di sektor belakang membantu pemain saling mengerti dan memahami satu dengan lainnya. Hal ini ditambah dengan pemain yang mau belajar. Contohnya Mauricio. Dia cepat menyatu dengan tin karena mau belajar Bahasa Indonesia dan mengenal karakter rekan setim," jelasnya.

"Situasi ini membuat miskomunikasi berkurang dan pertahanan makin kokoh," lanjutnya. (kmd/ion/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelatih Juara Liga Inggris Itu Akui Chelsea Lebih Pintar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler