Bentrok Aparat dengan Massa, Rugikan Cagub dari Polri

Rabu, 01 Mei 2013 – 13:50 WIB
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyesalkan meletusnya kerusuhan di Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel). Apalagi kerusuhan itu terjadi menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) Sumsel di mana salah satu calonnya adalah perwira tinggi Polri.

"Kerusuhan tersebut dikhawatirkan menjadi "kampanye hitam" bagi calon gubernur (cagub) dari Polri hingga akhirnya yang bersangkutan tidak dipilih oleh masyarakat," Neta S Pane, di Jakarta, Rabu (1/5).

Bagaimana pun lanjutnya, kerusuhan itu sudah memicu kejengkelan, kebencian, dan kemarahan masyarakat terhadap polisi. "Apalagi dalam peristiwa itu ada empat orang tewas yang diduga tertembak peluru tajam," tegasnya.

Menjelang Pilgub Jabar beberapa waktu lalu lanjutnya, kerusuhan sempat pula terjadi di Universitas Pamulang Tangerang. Puluhan mahasiswa luka-luka dipukuli polisi. Akibat peristiwa ini banyak pengamat yang memprediksi bahwa para Cagub dari polisi akan kalah di Pilgub Jabar.

"Akibat kejadian tersebut, Wakapolri yang hendak maju jadi Cagub mendadak mundur. Sementara Pati Polri yang tetap maju hanya mendapat nomor buncit," ungkapnya.

Bercermin dari kasus Jabar, IPW berharap aparat kepolisian agar lebih bisa menahan diri dalam menghadapi potensi konflik di masyarakat. IPW juga menyarankan agar Polri tidak bersikap arogan dan represif, terutama menjelang Pilkada di mana perwiranya ikut dalam pencalonan.

"Meletusnya kerusuhan yang membawa korban akan menjadi kampanye buruk bagi polisi-polisi yang ikut pilkada. Padahal keikutsertaan anggota polisi dalam Pilkada sangat penting dan bisa menjadi tolok ukur bagi peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Polri," tegasnya.

Berkaitan dengan kerusuhan Musi Rawas, IPW mendesak Komnas HAM dan Propam Mabes Polri segera mengusut tuntas kasus ini, terutama mengenai adanya empat orang yang tewas akibat tertembak peluru tajam.

"Penggunaan peluru tajam dalam konflik di masyarakat melanggar SOP Polri untuk itu pelakunya harus ditindak dan dihukum berat. Selain itu penanganan kerusuhan di Musi Rawas tidak sesuai SOP Polri karena tidak adanya water canon dan gas air mata dalam pengendalian massa," ungkap Neta S Pane. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo di Depan Kedubes Australia, Lalin di Kuningan Macet

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler