Bentrok, Puluhan Napi Tewas Tanpa Kepala

Rabu, 04 Januari 2017 – 23:56 WIB
Keluarga narapidana di luar Penjara Anisio Jobim usai bentrok mengerikan. Mereka berdoa untuk keluarganya di dalam penjara itu. Foto: AFP

jpnn.com - JPNN.com--Baru-baru ini bentrokan maut terjadi antara dua geng narkoba terbesar Brasil di kompleks penjara Anisio Jobim, Brasil.

Peristiwa ini mengakibatkan 56 orang tewas. Saat bentrokan berlangsung di salah satu blok, ratusan penghuni blok lain melarikan diri.

BACA JUGA: Lagi-Lagi, Bandar Sabu Mengaku Dapat Suplai dari Napi

Situasi keamanan di kompleks penjara di Kota Manaus, Negara Bagian Amazonas, itu baru kembali pulih pada Senin pagi waktu setempat (2/1) atau Senin sore WIB.

''Selain menewaskan 56 orang, bentrokan juga mengakibatkan sekitar 144 narapidana yang lain kabur,'' terang salah seorang pejabat pemerintah.

BACA JUGA: Warga Nyaris Bentrok, Polisi Amankan Senjata Tajam di Tanah Kosong

Kemarin (3/1) BBC melaporkan bahwa sebagian narapidana yang kabur itu justru mengunggah swafoto mereka di internet.

Foto tersebut disebarluaskan dari akun Facebook salah seorang narapidana yang bernama Brayan Bremer lengkap dengan caption
''Dalam pelarian dari penjara''.

Bremer yang dipenjara karena kasus perampokan terlihat berada di sebuah hutan bersama teman-temannya sesama narapidana.
Dalam foto itu, dia tersenyum sambil mengacungkan jempol ke arah kamera.

Di belakang Bremer terlihat beberapa narapidana lain yang kabur dari tahanan yang dikelola pihak swasta tersebut.

Total ada 188 napi yang kabur. Hingga kini, baru 40 yang tertangkap kembali.

Sergio Fontes, pejabat keamanan publik Amazonas, menyatakan, kubu yang terlibat bentrokan adalah Familia de Norte (FDN) dan Primeiro Comando da Capital (PCC).

''FDN adalah geng paling kuat di Amazonas. Sedangkan PCC adalah geng paling berbahaya di Brasil,'' terangnya. Dia mengatakan, bentrokan bermula pada Minggu sore dan berlanjut sampai Senin pagi.

Saat kerusuhan reda dan para narapidana kabur, polisi mulai menyisir lokasi kejadian. Petugas menemukan mayat-mayat berge­limpangan.

Sebagian besar di antaranya tergeletak tanpa kepala. Di tubuh mayat-mayat itu terlihat luka bekas sabetan benda tajam dan tembakan.

Bukan rahasia lagi bahwa anggota geng narkoba yang mendekam di penjara tetap bisa membawa senjata mereka.

Sebelum mengevakuasi 56 mayat dalam kondisi mengenaskan itu, polisi membebaskan 12 penjaga yang disandera sejak Minggu sore.

''Ini pembantaian paling mengerikan yang pernah terjadi di penjara Amazonas,'' kata Fontes.

Dia lantas meminta pemerintah pusat turun tangan.

Terutama untuk mengatasi masalah keamanan penjara dan kapasitas lembaga pemasyarakatan di Amazonas.

Sebagaimana penjara-penjara pemerintah di negara bagian lain, penjara-penjara di Amazonas kelebihan kapasitas.

Sebenarnya, sejak lama aktivis HAM Brasil mengkritisi masalah tersebut.

''Segala masalah di penjara berawal dari kepadatan jumlah narapidana. Hampir semua penjara di Brasil kelebihan kapasitas,'' tandas Marcos Fuchs, pengacara sekaligus aktivis HAM Brasil.

Masalah itu bakal kian parah jika ada narapidana dari dua geng narkoba yang saling bermusuhan di dalam satu penjara.

''Jika Anda menjebloskan dua narapidana dari dua geng yang saling bermusuhan, Anda tidak akan pernah bisa mengontrol apa saja yang mereka lakukan di dalam sana,'' ungkapnya.

Maka, masalah seperti perkelahian hingga pembunuhan akan bermunculan.

''Kami akan bekerja cepat untuk mengidentifikasi dan kemudian memindahkan ketua-ketua geng di penjara padat penghuni itu ke penjara federal,'' tegas Menteri Kehakiman Alexandre de Moraes dalam jumpa pers. (AFP/Reuters/BBC/hep/c19/any/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler