JAKARTA - Mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Farouq Muhammad menilai ketidakcocokan TNI dengan Polri bukan cerita baru. Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi sejak Orde Baru.
Farouq yang kini menjadi anggota DPD RI itu mengatakan, pada era Orba meski TNI dan Polri tidak cocok tapi masih seperti kakak dan adik. "Tapi begitu dipisah oleh Presiden Gus Dur pada 1 April 1999 atas desakan reformasi, ketidakcocokan TNI-Polri semakin terbuka ke publik," kata Farouq dalam diskusi bertema "Aparat Bentrok, Negara Di Mana?" di pressroom DPR, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (14/3).
Setelah dipisah, lanjutnya, cikal-bakal bentrok itu selalu berawal dari masing-masing individu yang merembes ke institusi TNI atau Polri. Akibatnya, terjadilah bentrok yang melibatkan sejumlah aparat dari institusi masing-masing.
"Modusnya pasti tunggal, anggota TNI dituduh melanggar hukum, sementara polisi menanganinya secara sangat belebihan. Saya pastikan itu penyebabnya dan tidak perlu diinvestigasi segala macam," kata anggota DPD asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Potensi konflik semakin membesar ketika negara tidak menjaga keseimbangan tingkat kesejahteraan antara prajurit TNI dan Polri. Diakuinya, tingkat kesejahteraan TNI memang jauh di bawah Polri.
"Saat saya Kapolres, saya perhatikan Dandim bahkan sampai ke Danrem. Suasana itu yang tidak ada akhir-akhir ini," kata bekas Kapolres di Jakarta Utara ini. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Giliran PBNU dan 12 Ormas Islam Diundang SBY
Redaktur : Tim Redaksi