Berani-Beraninya Nelayan Tiongkok Tangkap Ikan dengan Pukat Harimau di Natuna

Minggu, 05 Januari 2020 – 20:02 WIB
Salah satu kapal nelayan tradisional di Natuna, Kepri. Foto ; Cherman/Antara

jpnn.com, NATUNA - Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyatakan kapal nelayan Tiongkok menangkap ikan dengan menggunakan pukat harimau yang ditarik dua kapal di laut Natuna, Kepulauan Riau.

Padahal pukat harimau dilarang oleh pemerintah Indonesia melalui peraturan menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015.

BACA JUGA: Media Massa Tiongkok Lebih Tertarik Beritakan Banjir Jakarta Daripada Isu Natuna

"Berdasarkan pantauan kami dari udara, mereka memang nelayan China yang menggunakan pukat harimau," kata Pangkogabwilhan I dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AL, di Tanjungpinang, Kepri, Minggu.

Terakhir kali nelayan Tiongkok menggunakan pukat harimau di laut Natuna sekitar tahun 2016 silam, di mana saat itu TNI menangkap dua kapal negara asing tersebut.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: FPI Sebut 3 Menteri Lemah Soal Natuna, Anies Baswedan yang Dibanjiri Kritik

Sejak penangkapkan itu, lanjutnya, tak ada lagi nelayan Tiongkok yang berani menangkap ikan di Natuna. Namun, sekarang mereka datang kembali menjarah potensi laut Indonesia.

"Bahkan aktivitas nelayan mereka kini didampingi dua kapal penjaga pantai (coast guard) dan satu pengawas perikanan China," ucapnya.

Yudo menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya persuasif mengajak kapal penjaga pantai China membawa nelayan-nelayannya meninggalkan perairan Natuna.

Menurut dia, sesuai aturan seharusnya nelayan Tiongkok tersebut ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Sementara kapal penjaga pantai memang hanya diusir keluar dari perairan Indonesia. 

"Tapi kami lakukan upaya damai. Meminta mereka keluar dengan sendirinya, di samping upaya negosiasi juga dilakukan Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan China," ujarnya.

Yudo menambahkan TNI juga telah menggelar operasi dengan menurunkan dua unsur KRI guna mengusir kapal asing tersebut keluar dari Natuna.

Operasi ini, kata dia, tidak memiliki batas waktu sampai kapal Tiongkok betul-betul angkat kaki dari wilayah maritim Indonesia.

"Fokus kami sekarang ialah menambah kekuatan TNI di sana. Besok akan ada penambahan empat unsur KRI lagi untuk mengusir kapal-kapal tersebut," tuturnya.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler