jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan beasiswa kepada dua mahasiswa Universitas Trisakti.
Beasiswa diberikan setelah keduanya memberikan kritikan terhadap kebijakan Omnibus Law oleh Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Merasa Dimanfaatkan Angga Wijaya, Dewi Perssik: Saya Tulang Rusuk, Bukan Tulang Punggung
“Omnibus law awalnya tidak ada pelibatan masyarakat, saat itu sedang PPKM. Kedua investasi hari ini meresahkan karena banyaknya tenaga kerja asing di Indonesia. Terus hari ini tempat kelahiran Bapak dari Morowali, masyarakat asli sana tidak mendapat pekerjaan di situ. Bagaimana keberpihakan Bapak? Apakah investasi ini hanya milik investor atau rakyat Indonesia? tanya Rino dalam seminar Pancasila dalam Era Globalisasi Demi Menciptakan Pemimpin Menuju Indonesia Emas 2045, pada Jumat (15/7).
Mahasiswa kedua, Muhammad Sadam Husein dari Fakultas Hukum Trisakti mempertanyakan tentang keterbukaan revisi Omnibus Law dan jaminan hak masyarakat adat dari derasnya investasi.
BACA JUGA: Disebut Punya Anak Dari Wanita Lain, Suami Zaskia Gotik Menghilang
“Investasi dibuka selebar-lebarnya, tetapi bagaimana hak masyarakat adat Pak? Kalau nanti investasi masuk nasib mereka bagaimana? Itu juga harus diperhatikan Pak,” tegas Sadam.
Mendengar pertanyaan tersebut, Bahlil memastikan tenaga kerja asing yang masuk untuk transfer pengetahuan karena ada berbagai jabatan yang belum bisa dikerjakan oleh SDM dalam negeri.
BACA JUGA: Wujudkan Program Ketahanan Pangan Nasional, PTPN Group Kembangkan Sistem BULE
“Kita ciptakan dulu pabriknya, kita jadikan dulu baru transfer knowledge. Semasa Covid, semua tenaga kerja yang datang ke Indonesia harus mendapat persetujuan Kementerian Investasi, saya sortir itu semua,” jawab Bahlil.
Terkait masyarakat adat, Bahlil memastikan tidak ada perampasan hak-hak atas tanah masyarakat adat.
Yang ada selama ini adanya pihak ketiga yang memprovokasi masyarakat desa agar menaikkan harga tanah mereka.
“Sejak menjadi menteri, saya tidak mau tangan saya memperkosa hak-hak dari masyarakat adat setempat. saya ditukar apa pun saya enggak mau, saya tahu orang susah. Sejengkal tanah di kampung itu sangat bermartabat menyangkut harga diri mereka. Saya tidak ingin bagian dari melecehkan itu,” jelas Bahlil.
Bahlil lantas mengapresiasi keberanian mahasiswa untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. Bahlil menyebut kedua mahasiswa tersebut hebat dan mampu mengeluarkan keresahannya.
“Yang kayak begini enak, dapat beasiswa. Kau dapat beasiswa sampai selesai. Hebat kalian, aku suka,” puji Bahlil.(chi/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Yessy Artada