JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, pasokan beras di dalam negeri aman hingga delapan bulan ke depan. Kondisi ini ditopang oleh ketersediaan cadangan beras di gudang Bulog yang sudah melebihi 2 juta ton.
Hingga Juni ini, Bulog telah telah menyerap beras petani hingga 2,1 juta ton. Dari jumlah itu, lebih dari 50 persennya berasal dari Pulau Jawa. Rinciannya, Jawa Timur menyumbang 600.000 ton, Jawa Tengah dari 400.000 ton, serta Banten dan Jawa Barat lebih dari 300.000 ton.
Serapan beras yang dilakukan Bulog hingga tahun ini melampaui capaian 2010 dan 2011. Capaian ini hanya lebih rendah dibandingkan pengadaan beras pada 2009 sebesar 3,6 juta ton. ”Di musim panen ini, kita tidak menghadapi banyak kesulitan dalam menyerap hasil panen dari petani,” tutur Sutarto di Jakarta, Kamis (7/6).
Dia menjelaskan, produksi beras nasional tahun ini melampaui 3,2 persen dari target. Iklim tahun ini memang normal. Petani bisa menggarap sawahnya dengan baik. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, di mana terjadi musim hujan berkepanjangan disusul kemarau panjang.
Dengan stok beras Bulog yang sudah melebihi 2 juta ton, pemerintah hingga kini belum berencana untuk impor beras. Hitung-hitungannya, dalam satu bulan konsumsi beras nasional mencapai 2,7. Kebutuhan itu dicukupi oleh stok beras di pasaran, ditambah dengan cadangan yang ada di Bulog.’’Pasokan beras kita aman selama delapan bulan. Nanti terserah pemerintah apakah akan melakukan impor atau tidak. Yang pasti hingga saat ini belum ada perintah untuk melakukan impor,’’ jelas Sutarto.
Sutarto kembali menegaskan bahwa keberhasilan Bulog menyerap gabah dan beras dari petani disokong oleh strategi Jaringan Semut dan Dorong Tarik yang sukses dijalankan. Jaringan Semut merupakan aksi jemput bola yang dilakukan Bulog untuk memaksimalkan pengadaan. Bulog turun ke lapangan, langsung ke petani dan penggilingan-penggilingan kecil serta penebas padi demi optimalisasi penyerapan.
Bukan hanya bergerak sendiri, Bulog juga melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait di daerah untuk mendapatkan informasi kondisi panen. Informasi ini nantinya menjadi umpan balik untuk membeli dan menarik hasil panen masuk ke gudang Bulog. Inilah program yang dinamakan Dorong Tarik. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walls Buavita Leci, Solusi Masyarakat Perkotaan
Redaktur : Tim Redaksi