jpnn.com, SUKAMANDI - Kementerian Pertanian direncanakan akan merilis varietas beras basmati asli Indonesia pada pertengahan Februari nanti. Beras basmati selama ini dikenal sebagai beras aromatik asal India yang memiliki tekstur khas dan hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi.
Saat ini, Kementan melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah berhasil menciptakan varietas beras basmati yang dapat ditanam di dataran rendah, tanpa menghilangkan ciri khas ukuran beras basmati yang lebih panjang dibandingkan beras pada umumnya.
BACA JUGA: Mentan: Stok Pangan Aman, Harga Terkendali, Mafia Dilibas
“Penemuan varietas basmati asli Indonesia ini adalah sesuatu yang spesial dan unik, serta memiliki potensi ekspor yang besar. Ini semakin membuktikan beras kita sangat layak ekspor,” ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro saat berkunjung ke BB Padi, Sukamandi, Rabu (16/1).
Bahkan, bila dibandingkan beras basmati asal negara aslinya, produktivitas varietas yang dihasilkan oleh BB Padi ini jauh lebih tinggi. Produktivitas varietas basmati BB Padi mencapai 8,2 ton per hektare, sementara varietas basmati asli hanya sekitar 5,6 ton per hektare. “Dengan spesifikasi ini, kita bisa melampaui produksi basmati di India,” tandas Syukur.
BACA JUGA: Petani Mulai Panen Jagung, Mentan: Pemerintah Siap Serap
Sesuai dengan keterangan yang diberikan Kepala BB Padi Priatna Sasmita, pengembangan varietas basmati di Indonesia ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun. Ketika awalnya benih dibawa langsung dari Pakistan dan diuji coba di kebun percobaan BB Padi, benih tersebut tidak bisa dibudidayakan karena tidak adaptif dengan lahan di Indonesia.
“Beruntung kita memiliki pemulia tanaman yang tidak hanya pintar dan ulet, tapi juga memiliki kesabaran sehingga akhirnya kita bisa memiliki beragam varietas yang bisa ditanam di berbagai kondisi lahan,” puji Syukur.
BACA JUGA: Kondisi Beras dan Gula Indonesia
Varietas yang akan dinamai BAROMA atau Beras Basmati Aromatik, disebut Syukur, sudah menarik minat para investor, termasuk dari kawasan Timur Tengah.
“Investor sudah sangat siap untuk menanamkan modal. Timur Tengah permintaannya unlimited. Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah juga sudah menyiapkan lahan sekitar 300.000 hektare yang bisa ditanami varietas benih unggul padi kita,” terang Syukur.
BB Padi Sentra Penelitian Padi Unggulan
Selain beras basmati, BB Padi pada waktu yang sama juga akan meluncurkan sejumlah varietas baru untuk beras jenis khusus lainnya, yaitu beras hitam dan beras merah aromatik. Sebelumnya, BB Padi juga telah berhasil mengembangkan beras japonika, yaitu beras khas asal Jepang yang biasa digunakan untuk makanan sushi.
Varietas yang dinamai TARABAS itu tidak hanya menggantikan beras impor asal Jepang di restoran Jepang dan Korea yang ada di Indonesia, tapi juga sudah mulai diekspor untuk mengisi pasar luar negeri. “Sepanjang tahun 2018, kita sudah mengekspor beras TARABAS sebanyak 3.100 ton. Tahun 2019 ini kita mentargetkan kenaikan 40 persen,” terang Syukur.
BB Padi selama ini menjadi andalan Kementan sebagai lembaga riset di bidang pengembangan varietas padi. Menurut Priatna, BB Padi hadir untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan dalam budidaya padi. BB Padi juga telah diakui oleh lembaga internasional IRRI (International Rice Research Institute). “BB Padi menghasilkan varietas unggul benih (VUB) baik untuk spesifik lokasi dengan hasil tinggi maupun antisipasi global warming,” jelasnya.
Untuk mendukung penelitian tanaman padi, BB padi memiliki kebun percobaan yang tersebar di sejumlah wilayah, yaitu Sukamandi seluas 300 hektare, Pusakanegara 40 hektare, Kuningan 40 hektare, dan Muara Bogor 30 hektare.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2019, Kementan Bagikan 40 Ribu Unit Alsintan
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh