Beratnya KPK Melepas Johan Budi dan Tawaran Pemred Dua Perusahaan Televisi

Rabu, 13 Januari 2016 – 07:38 WIB
Johan Budi, arek Mojokerto yang kini jadi staf khusus (stafsus) presiden bidang komunikasi. FOTO: jpnn/com

jpnn.com - Kabar Johan masuk ke lingkar dalam istana memang sudah santer beredar beberapa hari terakhir. Termasuk kabar kedatangan lelaki kelahiran, Mojokerto, 48 tahun lalu, itu ke istana untuk bertemu presiden beberapa hari lalu. 

Meski demikian, hingga Senin (11/1) pihak istana belum mau membukanya. Mensesneg Pratikno juga belum mau menyampaikan kepastian bergabungnya mantan jurnalis tersebut sebagai stafsus.

BACA JUGA: Anggota Paspampres Dikeroyok 20 Satpol PP, Akhirnya...

Jawaban baru datang kemarin. Yaitu, ketika Johan Budi tiba-tiba terlihat di kompleks Istana Kepresidenan. Penggemar motor touring itu pun dilantik menjadi staf khusus (stafsus) presiden bidang komunikasi.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Teten Masduki termasuk yang menyertai saat itu. Teten membeberkan, penunjukan Johan sebagai stafsus merupakan permintaan presiden langsung. 

BACA JUGA: Hmm, Ini Waktu yang Tepat Ambil Alih Freeport

"Yang naksir Pak Presiden langsung. Waktu kami ngobrol berdua, Pak Johan akhirnya menyatakan kesediaan dan itu saya sampaikan lagi ke Pak Presiden," tuturnya.

Saat disinggung soal posisi, khususnya jika dikaitkan dengan keberadaan Tim Komunikasi Presiden (TKP) yang lebih dahulu ada, Teten menegaskan bahwa kehadiran Johan akan memperkuat tim yang berada di bawah koordinasi Mensesneg tersebut. Di tim itu sudah ada Ari Dwipayana dan Sukardi Rinakit. 

BACA JUGA: Inilah Kronologis Anggota Paspampres Labrak Camat Tanah Abang

Kedatangan Johan ke Istana Presiden sebenarnya bukan hal baru. Jokowi sebenarnya sejak lama menginginkan Johan mengisi posisi juru bicara (Jubir) presiden. Hanya, saat itu Ketua KPK Abraham Samad berat melepas Johan. 

"Sebenarnya sudah lama, tapi tenaganya masih dibutuhkan di KPK," ucap sumber Jawa Pos di KPK. Yang dirisaukan Samad waktu itu memang terjadi. Ketika KPK menghadapi konflik dengan Polri karena penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka, Johan langsung ditunjuk sebagai tim krisis. 

Salah satu tugasnya kembali menjadi Jubir KPK. Padahal, saat itu Johan telah menjadi deputi pencegahan dan jabatan Jubir sedang dicarikan pengisi.

Konon, keinginan Jokowi menjadikan Johan sebagai Jubir sempat terhalang tembok partai. PDIP tampaknya tak menghendaki Johan masuk istana. Entah mengapa, PDIP enggan kepada Johan. 

Ada dugaan itu terkait dengan kengototan KPK yang saat itu di bawah kepemimpinan Samad menelisik kasus BLBI. Saat itu, Samad memang beberapa kali mengisyaratkan untuk memanggil Megawati sebagai saksi kasus BLBI.

Selepas tidak lagi menjadi pimpinan sementara KPK, Johan sebenarnya masih diharapkan di lembaga antirasuah itu. Salah satu yang menginginkan ialah Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. Johan juga mendapat tawaran menjadi pemimpin redaksi dua perusahaan televisi. 

Sementara itu, keluarga meminta penghobi tahu goreng itu tetap amanah dengan tugas barunya tersebut. Tidak neko-neko dan tetap rendah hati. "Sebagai keluarga, memang bangga. Tapi, keluarga tetap mengharapkan Johan Budi amanah dengan jabatan yang kini diembannya," harap Johan Budi Sukmono, kakak kandung Johan Budi. (dyn/gun/ron/abi/JPG/c6/agm/mas) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bos BCA Raih Marketeers of The Year 2015


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler