jpnn.com - JAKARTA - Seorang Kepala Sekolah Dasar di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sri Mundiyah, harus menelan pil pahit. Perkenalannya dengan warga negara asing lewat jejaring sosial Facebook, membuatnya tertipu ratusan juta rupiah.
Uang yang ditipu itu merupakan hasil pinjamannya ke rentenir dengan jaminan 80 kamar kos-kosan. Sudah tertipu dan uang pinjaman tak bisa dikembalikan, maka kos-kosan pun akan disita. "Semoga saya menjadi korban terakhir," kata Sri saat dihadirkan Polda Metro Jaya dalam rilis pengungkapan kasus tersebut, Minggu (13/9).
BACA JUGA: Penembakan Kantor Sudirman Said Dikaitkan dengan Kisruh Listrik
Cerita berawal saat Sri mendapat pesan lewat Facebook dari seseorang mengaku Jenderal Hwande Paul, Warga Negara Amerika Serikat yang tengah bertugas di Suriah. Akun itu diduga palsu.
Sebulan kemudian, Hwande Paul mengatakan kepada korban akan menitipkan uang 5 juta dolar AS. Alasannya, di luar negeri tak boleh menyimpan uang. "Dia mengaku tak punya keluarga, karena istri meninggal dan anaknya masih kecil," kata Sri yang mengaku sebagai Kepsek di sebuah SD di Kabupaten Semarang itu.
BACA JUGA: Senator Ini Inginkan Generasi Muda Papua Taat Hukum
Menurut Sri, pelaku mengaku mendapatkan uang 5 juta dolar AS itu sebagai kompensasi dari keberhasilan mengungkap teroris. Dia mengatakan, pelaku mengaku tiga hari kemudian akan datang ke Jakarta bersama pengirim uangnya. Lantas, Sri mengaku ditelepon seseorang bernama Ade Aryani.
Awalnya Ade minta kirim uang Rp9,5 juta. Namun, masih kurang. Di hari yang sama diminta kirim lagi Rp35 juta. Berikutnya dikirim lagi Rp65 juta. Namun, kata Sri, karena si kurir mengaku mendapat panggilan mendadak untuk pulang ke Suriah, dolar yang dijanjikan diklaim dititipkan ke perwakilan United Nation (PBB) di Indonesia bernama Jackson Chukwukere Oris alias Gabriel berkebangsaan Nigeria yang tinggal di Apartemen Thamrin Residence.
BACA JUGA: Dari Tempat Inilah Dugaan Sementara Kantor Sudirman Said Ditembak
Sri pun kemudian kontak-kontakan dengan Gabriel. Bahkan, Sri mengaku pernah diminta Gabriel mendatangi apartemennya di Thamrin Residence, tower 7, lantai 21. Sri diperlihatkan uang dolar yang masih ada cap UN. Untuk menghapus cap itu diperlukan cairan kimia.
"Saya dilihatkan dolar di dalam koper. Saya diminta beli cairan seharga Rp3,5 miliar," katanya. Namun, Sri diminta membayar uang muka 20 persen atau Rp700 juta terlebih dahulu. Sri pun entah kenapa menuruti saja permintaan itu. Bahkan, ia rela meminjam uang ke rentenir.
"Bahkan, Rp500 juta saya pinjam dari rentenir. Saya pinjam Rp500 juta, tapi terima Rp450 jura karena dipotong dimuka," katanya. Nah, Sri diminta mengembalikan uang pinjaman itu pada 17 September. "Kalau tidak, jaminan kos-kosan saya disita," lirih Sri.
Dia berharap tak ada lagi korban Gabriel Cs, yang sudah ditangkap Polda itu. "Cukup saya korban terakhir," imbuh perempuan berjilbab tersebut.
Polda sudah meringkus tiga pelaku. Selain Gabriel, ada Jhon K Obioma, WN Nigeria, yang tinggal di Perum Budi Indah, Tangerang. Kemudian, Ceesay Ebrima, WN Gambia, yang tinggal di Apartemen Mediterania Marina, Ancol, Jakarta Utara. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Kick Andy Foundation, Alfamart Salurkan Bantuan 30 Ribu Sepatu Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi