jpnn.com, SAMARINDA - Duwi Wahyuni, pemilik brand BD Yuni Esteticare dan Bderma Beauty serta Klinik Bderma Beauty, menceritakan kiat suksesnya menjadi pengusaha lewat akun Instagram miliknya.
Bidan Yuni- sapaannya– awalnya hanya hobi dengan produk skincare dan tergerak untuk mencoba usaha kecil-kecilan produk skincare & kosmetik di semester akhir perkuliahan kebidanannya pada 2012.
BACA JUGA: Denny Darko: Saya Salah, Ramalan Saya Keliru
Berbekal 11 juta hasil menyisihkan uang sakunya, Yuni menjual kepada teman-teman dan masyarakat di Samarinda.
Tak terduga, barang-barang yang Yuni jual laku dan akhirnya dia memutuskan untuk terus menjalani usaha kecil-kecilan sampai lulus kuliah hingga bekerja sebagai bidan di salah satu rumah sakit di Samarinda.
BACA JUGA: Ini 8 Kesalahan yang Konon Sering Dilakukan Wanita Saat Beraksi di Ranjang
Berjalannya waktu, usaha sampingan Yuni mempunyai banyak pelanggan, dan terpikir untuk membuat produk sendiri.
“Jadi, awalnya nggak yang langsung membuat brand saat itu. Usaha kecil-kecilan dulu,” kenang Yuni di Instagram @yunieadiwidjaya, belum lama ini.
BACA JUGA: Barenbliss Hadir untuk Para Pecinta K-Beauty di Tanah Air
Berkat keinginannya membuat produk sendiri, seorang dokter di rumah sakit memberi tahu Yuni bahwa di Surabaya terdapat sekolah estetika agar dirinya bisa membuat produk skincare sendiri.
Akhirnya dia putuskan untuk sekolah ilmu estetika dan setelah lulus barulah Yuni memproduksi produk skincare sendiri dengan label BD Yuni Esteticare, yaitu krim wajah dan body lotion.
Saat launching, Yuni mengaku termudahkan dengan database pelanggan lama waktu dia menjual skincare-kosmetiknya, sehingga memudahkan brand dan produknya diterima masyarakat Samarinda saat itu.
“Apalagi setelah punya nomor BPOM dan melakukan berbagai strategi marketing, salah satunya endorsement, alhamdulillah BD Yuni Esteticare dikenal sampai seluruh Indonesia,” jelasnya.
Saat ditanya kunci suksesnya, wanita kelahiran 10 Mei 1992 ini mengaku karena sudah passion di bidang kecantikan dan estetika, khususnya di produk skincare dan kosmetik.
Sehingga membuatnya semangat dalam bekerja dan tidak mudah menyerah bila ada masalah.
“Karena namanya bisnis, itu banyak tantangannya. Kaya saya waktu ditegur BPOM (Badan Pengelola Obat dan Makanan), di mana produk saya harus punya izin BPOM itu bikin saya down. Saya nggak tahu waktu itu, kalau (menjual produk skincare) harus ada teregistrasi di BPOM. Tapi karena memang passion di bidang ini, saya jalani. Nggak berhenti,” ungkap Yuni.
Apalagi sejauh ini banyak orang yang terbantu dari bisnisnya. Dengan adanya program reseller dan agen yang Yuni ciptakan, rupanya berdampak pada terbukanya lapangan kerja dan bisa memberdayakan perempuan.
Saat ini Yuni sudah punya 46 reseller di seluruh Indonesia dan tiga agen di Jakarta, Surabaya, dan Berau.
“Dan itu semua perempuan dan mereka sudah merasakan manfaatnya. Sampai-sampai ada yang bisa beli rumah dari sana,” kata Yuni, terharu.
Lebih dalam, ia menjelaskan bahwa bisnis skincare tak hanya menjual produk agar laku dan untung. Tapi bagaimana para konsumen bisa repeat order.
Oleh karena itu, Yuni selalu mementingkan kualitas pada produknya.
“Nah, kalau dicek produk saya itu saya hanya pakai produk premium dan aman. Agar hasilnya bagus. Dan konsumen puas lalu repeat order lagi yang akhirnya reseller-agen senang. Inilah yang membuat BD Yuni Esteticare berkembang saat ini, dan bahkan menopang semua bisnis-bisnis lain yang ada sekarang,” kata Yuni.
Dan di tengah kondisi pandemi saat ini, ia mengaku tetap optimis produknya, yaitu BD Yuni Esteticare dan Bderma Beauty, bakal diterima baik masyarakat Samarinda dan masyarakat Indonesia.
“Saya optimis. Karena saya lihat yang berubah cara membelinya saja yang menjadi online. Dulu, di awal pandemi memang penjualan sempat turun sampai 50%. Tapi, kalau sekarang, alhamdulillah, sudah stabil,” seru Yuni.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy