Bercerita soal Gus Dur, Mega Ingin PDIP dan NU Tetap Akur

Minggu, 01 Mei 2016 – 02:25 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam Apel Akbar Hari Lahir NU ke-93 di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (30/4) malam. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com - PASURUAN - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh kadernya agar bisa menjaga kerukunan dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, hal itu penting demi menjaga Pancasila dan NKRI.

Megawati mengatakan hal itu saat berpidato pada acara Apel Akbar Hari Lahir NU ke-93 di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (30/4) malam. Sebelum menyampaikan ajakannya, Megawati terlebih dulu bercerita ketika dirinya menjadi wakil presiden, namun berseberangan dengan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

BACA JUGA: Pimpinan MPR Sebut Etnis Minang Pembela Pancasila

Suatu ketika, kata Megawati, dirinya dihubungi Gus Dur melalui telepon. “Mbak Mega, di rumah ada nasi goreng?” kata Megawati mengisahkan pembicaraannya dengan Gus Dur.

Di hadapan lebih dari 10.000 peserta apel, Megawati mengatakan bahwa pertanyaan tentang nasi goreng itu merupakan taktik Gus Dur untuk membicarakan hal penting. “Kata Mas Dur, nasi goreng di rumah saya terenak sedunia,” tutur Megawati disambut tawa peserta apel.

BACA JUGA: Resmi, PBNU Sepakat 1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila

Akhirnya Gus Dur pun berkunjung ke rumah Megawati. “Pokokmen Mbak, awak dewe iki ojo sampek pecroh (pokoknya kita ini jangan sampai bertikai, red),” tutur Mega menirukan ucapan Gus Dur.

Megawati pun langsung bertanya maksud ucapan Gus Dur. Ternyata, maksud Gus Dur adalah jangan sampai kalangan nasionalis yang diwakili PDIP dan nahdliyin bertikai.

BACA JUGA: Ini Cerita tentang Megawati, Risma dan Kodok

Gus Dur, sambung Megawati, wanti-wanti agar jangan ada gesekan antara nahdliyin dengan kader PDIP.  “Ini saya hanya menyampaikan yang diucapkan Mas Dur,” tutur Megawati yang lagi-lagi disambut tepuk tangan ribuan nahdliyin.

Selain itu Megawati juga mengisahkan pengalamannya saat masih kelas 5 sekolah dasar (SD) dan tinggal di Istana Negara bersama Presiden Soekarno. Kala itu, Megawati sering melihat orang-orang berkopiah menemui ayahnya di Istana.

Megawati pun bertanya ke Proklamator RI yang dikenal dengan sebutan Bung Karno itu tentang orang-orang berkopiah yang sering datang bertamu. “Bung Karno menjawab dengan tegas, 'mereka itu para kiai. Mereka-merekalah yang menjaga kedaulatan negara ini. Merekalah yang menjaga Pancasila',” katanya menirukan ucapan Bung Karno.

Karenanya, Megawati pun ingin terus menjaga hubungan baik dengan kalangan nahdliyin demi mempertahankan Pancasila. Ia melihat upaya menjaga kekompakan antara PDIP dengan NU itu sudah terlihat.

Bahkan, dalam apel itu ada 2000 peserta berseragam merah putih yang mengatasnamakan diri sebagai ABM atau Anak Buah Megawati. Ribuan ABM terlihat kompak bersama ribuan ABG alias Anak Buah Gus Dur. “Marilah kita rajut visi kebangsaan untuk terwujudnya Indonesia Raya,” tegasnya.

Megawati dalam kesempatan itu juga menyampaikan apresiasinya atas langkah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuat kajian akademik tentang kelahiran Pancasila pada 1 Juni 1945. “Semoga Allah SWT meridai perjuangan kita agar 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila,” pungkasnya.

Sedangkan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, organisasinya akan terus mengawal Empat Pilar Bangsa. Yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurutnya, Pancasila merupakan konsep ideal tentang negara. Kiai Said menegaskan, pendiri NU, KH Hasyim As’yari telah mencetuskan tentang kecintaan pada tanah air sebagai bagian dari iman. Hal itu, katanya, berbeda dengan ulama-ulama Timur Tengah yang jago dalam hal agama, namun tidak mengakui nasionalisme.

Said pun menyebut banyak negara di Timur Tengah yang hancur karena tidak peduli pada nasionalisme. “Soal agama, kita memang berguru ke Timur Tengah. Tapi soal negara, mereka harus berguru ke kita,” katanya.(ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yusril: Kalau Dibalikin Gimana?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler