Bereskan Busway, Bangun Jalur Khusus

Sabtu, 10 Maret 2012 – 11:11 WIB

CALON gubernur DKI Jakarta dari jalur independen Hendardji Soepandji cukup prihatin dengan kemacetan Jakarta yang tak kunjung bisa diatasi. Baginya, persoalan kemacetan yang sudah menjadi momok harus bisa ditangani secara seksama dan bisa dibereskan dalam waktu dekat.

"Kuncinya hanya kemauan kuat. Tidak ada yang tidak bisa. Tahun pertama, jika saya dipercaya sebagai gubernur, saya akan membereskan busway. Ini vital, karena angkutan massal sudah menjadi kebutuhan publik," ujarnya, Jumat (9/3).

Langkah pertama yang akan diambil, busway harus terbangun di seluruh titik vital yang dibutuhkan masyarakat. Selama ini, pembangunan busway terasa sangat lambat. Sementara, pertumbuhan kendaraan pribadi terus meningkat. Begitu juga penambahan jalan baru.

Sebagai gambaran, data Dinas Perhubungan DKI menyebutkan, pada 2010, jumlah kendaraan pribadi mencapai 7,29 juta unit. Roda empat 2,56 juta unit dan roda dua 4,73 juta unit. Jumlah tersebut meningkat drastis pada 2011. Hingga akhir 2011 tercatat, jumlah kendaraan telah mencapai 7,34 juta kendaraan. Roda empat 2,5 juta unit, roda dua 5 juta unit.

Pertumbuhan per hari tercatat 1.284 kendaraan baru. Terus melonjaknya jumlah kendaraan pribadi ini tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan yang hanya 0,01 persen per tahun. Selain menyebabkan kemacetan, kecelakaan juga sangat tinggi.

"Data Polda menyebut, selama Januari hingga Oktober 2011, korban tewas kecelakaan di Jakarta mencapai 935 orang. Tentu semua sepakat, kecelakaan ini harus bisa ditekan. Solusinya apa, tentu bagaimana angkutan massal ini bisa dibereskan. Dengan begitu, warga Jakarta ada pilihan moda di tengah kemacetan," terangnya.

Menurut Hendardji, pembangunan angkutan massal ini mendesak diselesaikan lantaran warga Jakarta sudah sangat frustasi dengan kemacetan. Dengan membangun busway secara menyeluruh di seluruh titik, kebutuhan bertransportasi warga bisa dilayani dengan baik. Bahkan, kata dia, sebagai moda pengurai kemacetan, jalur busway idealnya dibangunkan jalan tersendiri.

Terpisah dari jalan reguler. Sehingga, tidak ada lagi istilah busway terjebak kemacetan. Jalur reguler juga tidak terpangkas untuk busway.

"Ini bisa dilakukan. Secara teknis konstruksi bisa dan sangat memungkinkan. Pembiayaan juga bisa dijangkau. Jadi tidak ada yang tidak bisa. Ini Jakarta, barometernya kota di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Mantan Danpuspom ini menambahkan, selain memperluas jaringan busway, mengoneksi satu sama lain serta membangun jalur tersendiri, satu hal yang selama ini terabaikan, yakni menjamin kualitas layanan busway. Warga Jakarta hanya akan pindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal jika layanannya baik, nyaman dan aman.

"Jumlah armada juga masih harus banyak ditambah. Saya tidak habis pikir, jumlah penumpang busway membeludak hingga antre di setiap halte dan berdesakan di dalam bus. Fenomena ini tidak disikapi. Seharusnya penambahan armada bisa digencarkan. Ini demi masyarakat, kenapa tidak," pungkasnya. (aak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebakaran Melanda Kebon Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler