Berharap 1 Juni menjadi Hari Nasional

Minggu, 31 Mei 2015 – 06:29 WIB
Suasana makam Bung Karno di Blitar Sabtu (30/5). Foto: Desyinta/Jawa Pos

jpnn.com - BLITAR - Ketua Fraksi PDIP di MPR TB Hasanuddin menyebutkan banyak sekali masyarakat yang tidak mengerti atau kurang mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

Toleransi dan semengat gotong royong yang tertanam di Pancasila mulai pudar seiring masuknya arus globalisasi. Masyarakat, khususnya generasi muda, semakin angkuh membanggakan budaya yang merupakan produk asing ketimbang membanggakan budaya negeri yang lekat akan kearifan lokal. Mereka semakin hedonis dan tidak perduli akan satu sama lain.

BACA JUGA: Cerdas, Lincah dan Komunikatif, Pria Pilihan SBY Pas jadi Sekjen

Nilai- nilai mendasar dari Pancasila seperti "gotong royong" kini dipengaruhi oleh nilai-nilai individualisme yang sangat liberal. Interaksi sosial, politik, dan ekonomi telah diwarnai pola-pola pragmatis dan transaksional.

Banyak perangkat nilai yang tak sesuai dengan budaya bangsa semakin marak di kalangan masyarakat. Misal, pornografi, tawuran, narkoba, dan korupsi menjadi contoh konkrit bahwa identitas dan jati diri bangsa telah pudar.

BACA JUGA: Cegah Pengguna Ijazah Palsu Lolos, Pemberkasan NIP CPNS Diperketat

"Kami harap mereka tidak menanggalkan itu,” ujarnya saat berpidato di seminar bertema implementasi nilai-nilai Pancasila, memperkokoh etika kehidupan berbangsa dan bernegara, di kantor dinas Walikota Blitar, Sabtu (30/5).

Oleh karena itu, tambah Hasanuddin, harus dilakukan upaya serius untuk mengantisipasi surutnya pemahaman dan pengamalan Pancasila. Sebab, Pancasila tidak hanya harus dijadikan konsep tetapi perlu dijadikan tatataran praktis yang diimplementasikan dalam kehidupan.

BACA JUGA: Ini Sejumlah Incumbent yang Maju Lagi Lewat PDIP

Perlu juga sikap konsisten dari berbagai elemen bangsa. Misal, pemimpin dan elit politik yang harus menjadikan Pancasila sebagai landasan etika dan pediman dalam berpikir serta bertindak. “Pancasila harus jadi poros utama,” cetusnya.

Sementara itu, Walikota Blitar Samanhudi Anwar mengungkapkan, selama lima tahun ini, Kota Blitar mencoba mengimplementasikan nilai-nilai dari Pancasila. ‎‎ Misal, implementasi dari butir pertama dari Pancasila. Di kota Blitar, bagi yang beragam Islam diwajibkan membaca Al-Quran setiap harinya, begitu pula bagi beragama lain sesuai dengan kitabnya.

Apalagi, setiap kantor pemerintahan. Kantor tersebut identik dengan warna Merah Putih yang juga mengimplementasikan nilai dari Pancasila. “Bukan warna partai tapi Pancasila,” jelasnya.

Selain itu, agar masyarakat bisa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan ingat akan dasar falsafah bangsa tersebut, perlu peran penting dari pemerintah. "Secepatnya kalau bisa pemerintah tetapkan 1 Juni menjadi hari nasional, bukan hari libur," tuturnya. (Desyinta Nur'Aini/dio)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gila... Investasi Bodong Tipu Ribuan Orang, Pelaku Raup Rp 262 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler