jpnn.com, SURABAYA - Ratusan mahasiswa dari perguruan tinggi se-Indonesia mengikuti seminar nasional Kongres IV Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) Indonesia di Gedung Rektorat Unair, kemarin (24/9). Hadir sebagai pembicara antara lain, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dan Ketua KPU Arief Budiman.
Seminar itu mengangkat tema Tantangan dan Masa Depan Pemilu di Indonesia. Topik tersebut menjadi pilihan karena tahun depan ada pelaksanaan pemilu serentak. Bahkan, saat ini sudah memasuki masa kampanye para calon presiden (capres). Mahasiswa menjadi salah satu bagian penting dalam kesuksesan pemilu.
Rektor Unair Prof M. Nasih mengatakan, masa depan pemilu sangat bergantung pada kongres Himapol Indonesia. Jika sukses, kongres yang diikuti 130 mahasiswa dari 34 universitas itu akan menjadi tolok ukur keberhasilan sistem demokrasi di Indonesia. ''Masyarakat sedang melihat bagaimana prinsip-prinsip demokrasi dalam mahasiswa," katanya.
Menurut Nasih, lima tahun ke depan mahasiswa menjadi orang yang menentukan proses pemilu. Kelancaran demokrasi akan diamanahkan kepada anak-anak muda. Mereka bertugas memperbaiki kualitas demokrasi dan pemilu Indonesia. Kampus juga dilibatkan dalam pengawasan pemilu. Di dalamnya termasuk dosen dan mahasiswa. Dengan seminar nasional tersebut, mahasiswa bisa memahami tentang politik. Dengan begitu, mereka bisa mengetahui proses berdemokrasi dan permasalahan yang terjadi di lapangan. ''Ketika sudah mengetahui prosesnya, mahasiswa mengetahui lebih banyak apa yang harus dilakukan," tuturnya.
Tjahjo mengatakan, kesuksesan politik bisa dilihat dari beberapa hal. Di antaranya, partisipasi masyarakat untuk bisa membangun sistem demokrasi yang baik. Selain itu, melawan politik uang dan berkampanye dengan adu program yang positif. Namun, pengaruh media sosial saat ini sangat besar. Banyak berita hoax yang akhirnya membuat situasi politik kurang bagus. ''Di sini peran masyarakat, khususnya mahasiswa, sangat penting," ujarnya.
Saat ini tugas pemerintah adalah memfasilitasi pilkada serentak maupun pemilihan presiden (pilpres). Termasuk kebutuhan anggaran dalam proses pemilu. ''Mulai sarana dan prasarana hingga pendampingan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah," katanya.
Meskipun persiapan pemilu sudah selesai, masih banyak tantangan yang dihadapi ke depan. Yakni, radikalisme maupun terorisme, narkoba, korupsi, dan ketimpangan sosial. Seluruh tantangan tersebut hingga kini perlu diselesaikan. ''Kami berpesan kepada seluruh mahasiswa agar memiliki keinginan untuk menjadi anggota DPRD," ujarnya.
Ketua KPU Arief Budiman menambahkan, generasi milenial harus ikut berperan dalam proses demokrasi. Salah satunya, ikut coblosan pilpres tahun depan. Saat ini KPU sudah mempersiapkan banyak hal untuk pemilu. Termasuk informasi detail tentang pemilu di internet KPU agar bisa diakses generasi milenial. Selain itu, mereka membentuk relawan demokrasi. (ayu/c7/dio)
BACA JUGA: Hebat, Syachroni Raih IPK Sempurna di Unair
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duet Jokowi-Cak Imin Moncer di Kalangan Pemilih Muslim
Redaktur : Tim Redaksi