”Ini benar-benar memprihatinkan hingga tidak mampu bersaing dengan negara tetangga sekalipun. Dualisme PSSI yang tidak kunjung usai, padahal sepak bola menjadi olah raga sangat digemari rakyat kita. Coba lihat saat tim nasional kita bertanding betapa antusiasme rakyat kita untuk melihat Garuda menang dan mencatat prestasi,” kata Marwan di DPR, Kamis (8/11).
Menurutnya, kisruhnya kepengurusan di tubuh PSSI harus segera diakhiri dengan jalan rekonsiliasi oleh mediator yang berwenang, yakni pemerintah. Ini harus segera dilakukan demi mendongkrak prestasi tim nasional kita. ”Pihak-pihak yang sedang berseteru sesegera mungkin diwajibkan duduk bersama untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan. Membahas peleburan kompetisi, merevisi statuta PSSI, dan menyiapkan kongres.
Jika jalan rekonsiliasi tidak menemukan titik temu, maka pemerintah harus segera mengambilalih dan bertanggung jawab atas remuknya sepakbola nasional,” tegas Marwan.
Selain jebloknya prestasi timnas, prestasi Indonesia di cabang olah raga bulu tangkis yang menjadi kebanggaan Indonesia juga dikritisi Marwan. ”Lihat prestasi bulu tangkis kita terus terpuruk. Sejak era Susi Susanti dan Alan Budikusuma tidak ada lagi prestasi yang memukau dunia. Jangankan dunia, prestasi olah raga kita untuk dalam ajang SEA Games saja medali yang diraih sedikit saja,” papar Marwan.
Kalau terus menerus prestasi olah raga Indonesia jeblok, kata Marwan, sama halnya dengan mereduksi spirit nasionalisme bangsa serta merusak arti pentingnya memupuk rasa kompetisi yang sehat dan fair.
”Kalau meraih medali maka bendera Merah Putih pasti dikibarkan dan dihormati di panggung internasional. Ini yang disebut memupuk dan membangkitkan semangat nasionalisme dan kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia,” ujar Marwan lagi.
Marwan yang juga Ketua Fraksi PKB di DPR RI ini lantas menganjurkan supaya kepemimpinan dan manajerial petinggi olahraga harus lebih diperkuat untuk serius memperbaiki olah raga Indonesia.
”Seluruh pemangku kebijakan olahraga harus mengacu pada blueprint olahraga nasional yang bertujuan meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan negara,” papar Marwan lagi.
Selain itu, dia juga meminta seluruh cabang olahraga haruslah dipimpin dan diurus orang yang berkompeten di bidangnya, dan sebaiknya dijauhkan dari tarik menarik kepentingan politik praktis. ”Sehingga jabatan di dunia olahraga bukan untuk menjadi ajang pencitraan dan kepentingan politik,” ujarnya.
Terkait meningkatkan prestasi atlet, menurut Marwan seharusnya pembinaan seluruh cabang olahraga dilakukan sejak dini, terencana dan terukur dengan mengutamakan menjaring bibit-bibit unggul agar terjadi regenerasi.
”Nah, hal ini harus disertai pelatihan yang profesional dan sarana serta prasarana olahraga yang memadai, termasuk asupan gizi dan uang pembinaan yang layak bagi para atlet. Sebab kesuksesan cabang olahraga itu selain dengan latihan yang rutin, disiplin, keras, dan serius. Tapi harus didukung pula dengan riset ilmu pengetahuan karena sangat membantu keberhasilan para atlet di arena pertandingan,” papar Marwan lagi panjang lebar.
Terakhir ia meminta pemerintah harus membuat aturan tegas dan jelas agar para atlet berprestasi mendapat bonus dan jaminan pada masa tuanya. Langkah ini menurutnya demi menarik para generasi muda berbakat agar lebih terpacu bercita-cita menjadi atlet nasional. ”Sebab fakta sekarang sangat meprihatinkan.
Banyak para atlet yang sudah membawa nama harum bangsa dan negara ini. Tapi sekarang terseok-seok menjalani masa tuanya. Ada yang menjadi office boy, ada yang berjualan teh botol di Senayan, ada yang hanya satpam. Pemerintah harus memperhatikan ini,” pungkasnya. (ind)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyonya Tua Sedang Marah
Redaktur : Tim Redaksi