jpnn.com, KENDARI - Enam orang Anak Buah Kapal (ABK) Bunga Rosia GT27 yang mengalami musibah tenggelam di sekitar perairan Laut Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, diselamatkan dan kini berada di Kota Baubau.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau R Pradigdo, Rabu malam, mengatakan keenam ABK termasuk nakhoda kapal ditemukan dan dievakuasi oleh kapal tanker MT Alice XXV saat melintas di perairan tempat terjadinya musibah itu.
BACA JUGA: Kapal Tol Laut KM Shimpo 16 Tenggelam
"Memang ditemukan di laut. Kan kapal Alice ini pas lewat dan tujuan Baubau sehingga dibawa. Kapalnya tadi sandar sekitar pukul 19.00 lewat, mereka sudah dikasih makan dan kami istirahatkan di sini karena sudah berhari-hari juga di laut, kasihan juga kondisinya," ujarnya.
Para korban, katanya, sebelum turun dari kapal terlebih dulu dilakukan rapid test COVID-19 oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KK) dan hasilnya negatif.
BACA JUGA: Kapal Pengangkut 20 TKI Tenggelam, 10 Orang Selamat, Sisanya Hilang
"Rencana besok mereka kami kirim dan dibawa ke Makassar, karena besok ada kapal Dharma Feri, nanti dijemput pihak Pemkab Jeneponto di Makassar," ujarnya.
Kepastian memulangkan keenam orang warga Jeneponto itu, katanya, setelah pihaknya berkoordinasi dengan pihak kapal Dharma Feri yang juga tujuan ke Makassar.
BACA JUGA: Saat Antre Rapid Test Seorang Warga Tiba-tiba Pingsan, 70 Orang Positif Corona
Musibah adanya kecelakaan laut itu, kata Pradigdo, diketahui pihaknya setelah mendapat informasi dari pihak Syahbandar Jeneponto.
"Tadi jam 15.00 Wita saya dapat berita ditelpon dari Syahbandar Jeneponto terkait musibah ini," ujarnya.
Terkait musibah penyebab tenggelamnya kapal tersebut, Pradigdo belum memastikan karena para korban masih diistirahatkan di ruang tunggu terminal pelabuhan Murhum.
"Saya belum tahu, karena kami belum minta keterangan juga dari mereka, mungkin besok" katanya.
Nakhoda kapal Asri menuturkan, musibah tenggelamnya kapal disebabkan mesin rusak dan adanya gelombang yang cukup tinggi disertai hujan.
"Mesin macet baru gelombang juga cukup tinggi, air masuk ke dalam kapal," ujarnya.
Bersyukur, katanya, kondisi kapal yang sudah mulai tenggelam para ABK menggunakan drum dan diikatkan di batang kayu guna dijadikan sebagai pelampung.
Musibah yang menimpa mereka di tengah laut itu, katanya, terjadi di sekitar perairan Laut Selayar-Kabaena ketika akan perjalanan pulang kembali ke Jeneponto setelah memuat kayu sebanyak 30 kubik dari Pulau Balu Kabupeten Muna.
"Bersyukur ada kapal yang melintas dan menyelamatkan kami," ujarnya.
Dalam pelayaran dari Jeneponto ke lokasi tujuan, katanya, diperkirakan selama dua hari satu malam.
Informasi dihimpun Antara, keenam korban merupakan warga Desa Arungkeke Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto yakni, Asri (34), Ferdi (19), Kadir (44), Iwan (28), Sudi (21), dan Liwan (35). (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti