jpnn.com, BEIJING - Wajar apabila Presiden Tiongkok Xi Jinping membusungkan dada saat pulang dari KTT G20 di Osaka, Jepang. Dalam pertemuan di sela acara, dia berhasil meluluhkan Presiden AS Donald Trump. AS berjanji kenaikan tarif ditangguhkan dan sanksi Huawei dihapuskan.
''Pertemuan saya dengan Presiden Xi berjalan lancar. Sekarang, kita kembali ke jalur yang benar,'' ujar Trump kepada Agence France-Presse.
BACA JUGA: Menang Kalah
Beberapa pihak merasa Tiongkok menang besar. Untuk semua keringanan yang didapat, Xi hanya berjanji menambah impor produk pertanian untuk menyeimbangkan neraca perdagangan. Isu subsidi industri Tiongkok tak diungkit.
Tetapi, reaksi yang didapatkan hanya hangat-hangat tahi ayam. Padahal, saat Xi dan Trump mengumumkan gencatan senjata Desember lalu, banyak ucapan selamat yang datang. "Benar Tiongkok mendapatkan keringanan. Tapi, kita tidak bisa terlalu optimistis," ujar Pang Zhongying, pakar hubungan internasional dari Ocean University of China, kepada South China Morning Post.
BACA JUGA: Heboh! Pak Jokowi Bicara Apa ya Sama Ivanka Trump
BACA JUGA: Trump Mengancam, Korut dan Tiongkok Pererat Hubungan
Sepertinya, pelaku bisnis dan investor tak ingin terlalu cepat mengambil kesimpulan. Mereka sudah melihat naik turun hubungan dua raksasa ekonomi tersebut. Semakin baik hubungan mereka, lebih hebat pula pertengkaran yang terjadi.
BACA JUGA: Makin Akrab dengan Jokowi, Erdogan Berencana Kunjungi Indonesia Tahun Depan
Awal tahun, Trump mengatakan bakal menandatangani kesepakatan dagang dengan Tiongkok pada medio 2019. Beberapa minggu kemudian, dia memberlakukan kenaikan tarif impor tambahan.
Episode perang dagang terus molor. Karena itulah, pengamat terbuka pada semua kemungkinan. Sebelum tanda tangan dibubuhkan dalam dokumen perdagangan, Trump bisa bertingkah sesuka hatinya.
''Kebijakan terhadap Tiongkok saat ini sudah berbeda. Trump bisa keluar dari pertemuan dengan nada positif, lalu marah beberapa hari kemudian,'' ungkap Profesor di Chaminade University Hawaii Christopher McNally.
Dalam konferensi pers di KTT G20, Trump mengungkapkan akan membatalkan tarif impor untuk komoditas USD 350 miliar atau setara dengan Rp 4,9 kuadriliun. Dia juga mengizinkan perusahaan AS berbisnis dengan Huawei selama tak membahayakan keamanan negara.
Di sisi lain, dia menolak memberikan kepastian terkait penandatanganan kesepakatan dagang. ''Saya tidak sedang buru-buru. Kita lihat saja nanti,'' jelasnya.
Pakar Tiongkok di Center for Strategic and International Studies, Scott Kennedy, mengaku bahwa drama Trump-Xi masih berlanjut. Sebab, hubungan Tiongkok sangat rumit. Dua kubu pasti tak ingin menyerah pada tuntutan mereka. ''Menurut saya, mereka hanya berlari dalam lingkaran. Tak ada yang mau berkompromi,'' katanya menurut New York Times.
Presiden Yardeni Research Ed Yardeni menuturkan, pertemuan itu bisa jadi hanya alasan Trump untuk mencabut ancamannya. Sebab, Trump saat ini sedang berkampanye sebagai calon presiden AS 2020. Dia tak ingin membuat kebijakan negatif sebagai kubu petahana. ''Trump butuh ekonomi yang baik, sedangkan tarif impor tambahan jelas akan mengganggu ekonomi AS,'' ucapnya. (bil/sha/c20/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu PM India, Jokowi Bicara Ekonomi dan Maritim
Redaktur & Reporter : Adil