Berhembus Isu Saling Serang, Konawe Memanas

Rabu, 29 Agustus 2012 – 12:09 WIB
UNAAHA -  Api perpecahan kedua kelompok pemuda di Kecamatan Pondidaha dan Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe kembali tersulut. Meski pasca-bentrokan,  Sabtu (25/8), Pemkab dan Polres Konawe bersama pihak yang bertikai langsung menggelar pertemuan, namun perpecahan sepertinya belum padam. Itu setelah isu saling serang antar pemuda menyebar pasca pertemuan. Konsentrasi massa dari dua kubu kembali terlihat didua tempat berbeda.

Informasi yang dihimpun Kendari Pos (JPNN Group), ratusan massa di Amonggedo telah terkonsentrasi disalah satu titik dan hendak bergerak menyerang kelompok Pondidaha lantaran tuntutannya belum terpenuhi, yakni motor yang dibakar belum tergantikan. Belakangan diketahui, massa yang terkonsentrasi di Desa Dunggua-Amonggedo itu hanya berkumpul dan menanyakan kepastian penggantian tiga motor yang dibakar kepada kepala desa.
       
Dikelompok lain, di Kecamatan Pondidaha konsentrasi massa juga terlihat di kediaman tokoh masyarakat Pondidaha, Wuata Saranani. Isu saling serang kembali menguat. Suasananya pun mencekam. Belakangan menurut Bupati Lukman Abunawas konsentrasi massa dikediaman Wuata Saranani itu hanya kumpul-kumpul keluarga besar marga Saranani. Lalu dipelintir oleh oknum tak bertanggungjawab bahwa kumpul-kumpul  itu hendak bergerak menyerang kelompok Amonggedo.
       
Melihat situasi itu, Kapolres Konawe AKBP Hartoyo SIK pun sigap dan langsung bergerak melakukan penggalangan. Ia menemui massa yang telah terkonsentrasi lalu memberikan pemahaman. Pantauan koran ini, Senin malam lalu, dibeberapa titik, Pasukan Dalmas Polres, TNI dan Dalmas Satpol PP Konawe berjaga-jaga.
       
Kapolres Konawe AKBP Hartoyo SIK yang ditemui Selasa, kemarin mengatakan kondisinya memang ada konsentrasi massa tetapi hanya mungkin silaturahim didalam salah satu rumpun keluarga.
   
"Cuma terinformasi lain sehingga diluar masyarakat resah. Setelah kami berikan pengertian kepada kedua pihak, Alhamdulillah bisa dipahami dan mereka mengerti bahwa tindak lanjut penyelesaian akan dilaksanakan secara bertahap. Hari ini kita sudah laksanakan dan besok (Rabu,red) Insya Allah akan kita laksanakan," ujar AKBP Hartoyo SIK usai pertemuan diruang kerja Bupati Lukman Abunawas bersama Kepala Desa Dunggua, Deny Zainal Ahudin dan ketiga pemilik motor yang dibakar.
       
Penyelesaian yang dimaksud  AKBP Hartoyo SIK yakni secara kekeluargaan  atau secara adat. Ada pula penyelesaian secara hukum. "Proses hukum itu tanggungjawab kita untuk menyelesaikannya. Siapa yang lakukan perbuatan akan kita mintai pertanggungjawaban," tegasnya didampingi Kasat Lantas AKP W.Sulistiyono.
       
Menyangkut pelaku pembakaran motor, Kapolres berjanji akan mengidentifikasi. Pihaknya akan mendalami dan akan menindaklanjuti. Sejauh ini belum mengarah pada siapa pelakunya tetapi baru sebatas keterangan saksi-saksi. Ia berharap dalam waktu dekat pihaknya dapat mengetahui pelakunya. "Yang terpenting bagaimana masalah ini bisa selesai. Kedepan masyarakat dapat beraktifitas dengan tenang, nyaman tanpa ada perasaan takut dan was-was. Kita inginkan seperti itu," tandas AKBP Hartoyo SIK.   
       
Sementara itu, Bupati Konawe Lukman Abunawas dan Kapolres Konawe AKBP Hartoyo SIK menggelar pertemuan diruang kerja bupati. Pemilik motor terbakar dan Kepala Desa Dunggua, Deny Zainal Ahudin turut hadir. Bupati menjamin mengganti tiga motor terbakar itu. Dua motor baru jenis Suzuki Satria FU dan jenis Viar. Sedangkan Honda Supra milik tukang ojek Baladin digantikan motor bekas seharga Rp 6 juta.
       
Dalam kesempatan itu, Bupati Lukman Abunawas menepis isu adanya gerakan dikediaman Wuata Saranani. Menurutnya, pertemuan itu hanyalah kumpul-kumpul keluarga marga Saranani, lalu dipelintir oleh oknum tak bertanggungjawab bahwa kumpul-kumpul itu adalah gerakan menyerang ke Amonggedo.
   
"Kita dibilang lindungi pelaku. Kita tidak akan lindungi. Siapa yang berbuat chaos akan ditindak. Lain halnya kalau sudah ditangani secara adat maka lain lagi tingkatannya. Tetapi kasus ini tetap kita proses hukum. Proses adat tetap kita hargai. Jadi, meski telah diselesaikan secara adat tetapi proses hukum tetap berjalan," ujar Lukman.
       
Ditempat yang sama Kapolres Konawe AKBP Hartoyo SIK mengatakan proses hukum ditegakkan kepada pelaku anarkis karena itu contoh yang tidak baik.Siapa yang berbuat maka yang bersangkutan harus bertanggungjawab. Kapolres berjanji akan memproses hukum pelaku anarkis tersebut.
       
Kapolres meminta Kades Dunggua, Deny Zainal Ahudin untuk menggalang warganya dan menciptakan suasana kondusif. Ia juga menyarankan agar dibangun kembali jalinan komunikasi dan silaturahim. "Mohon dilapangan dijaga situasi. Yang jelas apabila ada situasi seperti ini yang merugi kita semua, keluarga kita dan saudara-saudara kita semua. Apalagi Amonggedo dan Pondidaha ini satu rumpun semua. Jadi masih saudara. Apalagi ini hanya persoalan sepela, antar pemuda," harap  Kapolres Konawe.
       
Ditempat berbeda, tokoh masyarakat Pondidaha, Wuata Saranani yang ditemui berharap pemuda dua kelompok ini tidak mudah terpancing isu-isu tidak bertanggungjawab dan sifatnya memecah belah. Sebab, dulunya Pondidaha dan Amonggedo adalah satu. Hanya karena telah memekarkan diri sehingga berdirilah Amonggedo. "Kalau dulu hanya satu, Pondidaha, sekarang ini sudah ada Amonggedo. Jadi, saya kira yang penting adalah bagaimana menjaga kestabilan. Jangan terjadi hal-hal yang tidak berkenan dihati masing-masing. Yang terjadi sudah berlalu, yang perlu saya himbau kepada pemuda adalah jangan mudah terpancing isu yang ada," pinta Wuata Saranani. (din)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Pemasok Terbakar, Stok BBM Menipis

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler