Beri ASI Turunkan Risiko Kanker Payudara

Kamis, 02 Oktober 2014 – 11:21 WIB

SURABAYA - Oktober ini adalah bulan breast cancer awareness atau pemahaman mengenai kanker payudara. Pemahaman mengenai kanker tersebut penting karena angka kematian akibat breast cancersemakin meningkat. Dipaparkan dr Dwirani R. Pratiwi SpB, lebih dari 98 pasien kanker payudara bisa diobati. Asalkan, mereka datang lebih dini. Namun, belakangan tren itu berubah.

"Sebelumnya kanker mulut rahim menjadi pembunuh nomor satu untuk perempuan. Tetapi, kini tren tersebut bergeser dan digantikan breast cancer," ujar dokter spesialis bedah RS Onkologi Surabaya itu saat menjadi pembicara dalam event Stand Up For Pink di Miracle Aesthetic Clinic, M.H. Thamrin, Surabaya, kemarin. 

Wiwin, panggilan akrab Dwirani R. Pratiwi yang juga spesialis breast aesthetic itu melanjutkan, keterlambatan dalam penanganan kanker tak lepas dari pasien yang menunda untuk memeriksakan diri. Selain itu, banyak faktor risiko yang andil di dalamnya. "Faktor genetik maupun pola hidup yang buruk seperti merokok maupun kurang olahraga tak bisa dituding jadi tersangka utama," ulasnya. 

Selain lifestyle, ujar Wiwin, ada faktor lain yang meningkatkan risiko kanker payudara. Yakni, keengganan untuk memberikan air susu ibu kepada bayi. "Tak hanya baik bagi si kecil, menyusui pun punya peran besar dalam tubuh sang ibu," sambungnya. 

Menurut dia, saat hamil dan menyusui, terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas hormon estrogen. Hormon tersebut mengatur siklus pertumbuhan perempuan. Saat menyusui, sel-sel dalam payudara berubah. Yakni, pada periode nol hingga enam bulan, sel payudara ibu menyusui jadi lebih matang.

Bila dibandingkan dengan perempuan yang tak menyusui, terpaan hormon estrogen dapat mengakibatkan proliferasi sel atau pertumbuhan pesat pada sel. "Nah, sel yang bertumbuh itu bisa jadi tak terkontrol dan jadi sel kanker," imbuhnya. 

Sel kanker memang berasal dari sel tubuh normal yang terus berubah hingga menjadi sel ganas. Bila perubahan itu tidak bisa dicegah, ada kemungkinan sel normal berubah menjadi sel kanker. Untuk mengurangi risiko itu, Wiwin menyarankan ibu agar memberikan ASI minimal enam bulan. Tujuannya, sel dan kelenjar di payudara menjadi matang dan tidak berubah jadi ganas. (bir/c10/tia)

BACA JUGA: Cara Efektif Atasi Migrain

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bakteri Sembuhkan Alergi Makanan?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler