jpnn.com, JAKARTA - Film Uti Deng Keke mendapat dukungan dari berbagai pihak. Setelah Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno, Kapolda Gorontalo Irjen Helmy Santika, SH.,SIK.,M.Si gantian memberikan dukungannya.
Dia mengajak 500 anggota polisi di bawah komandonya menggerebek bioskop untuk menyaksikan film edukasi tersebut.
BACA JUGA: Film Jendela Seribu Sungai Rilis Teaser Poster, Begini Penampakannya
Selain itu, dia juga mengajak perwakilan mahasiswa dan organisasi pemuda KNPI bergabung bersama siswa SPN dan personel Polda Gorontalo.
"Film ini banyak menampilkan keindahan alam di wilayah Gorontalo, serta banyak melibatkan artis lokal, ini sangat bagus sebagai sarana promosi," kata Irjen Helmy, dalam keterangannya, Senin (12/12).
BACA JUGA: Film Ashraf Sebelum Meninggal akan Tayang Tahun Depan, Berkisah Tentang apa?
Para pemain yang didominasi remaja diyakini akan memotivasi pemuda pemudi Gorontalo untuk bisa berkarya dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
Menurut Helmy, Film Uti Deng Keke ini memiliki alur cerita linier dan sederhana, tetapi sarat akan makna. Film ini tidak membutuhkan pemikiran agar mengetahui makna ceritanya.
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Inul Terbaring di Rumah Sakit, Sule Ucapkan Ini
"Ada nilai-nilai adat budaya, toleransi beragama serta kebhinnekaan, juga menghargai perbedaan," ujar Helmy Santika.
Oleh karena itu, dia mengajak mahasiswa dan organisasi pemuda untuk menonton agar menjadi pembelajaran tentang kearifan lokal dan kebinekaan.
"Harapannya nilai-nilai adat budaya serta kebinekaan tersebut bisa dimaknai oleh mereka dan bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Kapolda berharap.
Sinopsis Uti Deng Keke
Film yang disutradarai oleh Linur dan dibintangi oleh Mongol, Roy Marten, Gery Iskak, Teguh Julianto Stres, Lana Victoria, dan beberapa aktor lokal asal Gorontalo, seperti Didi Roa, Tanta Lala dan lain-lain mengambil latar tempat di Gorontalo.
Uti Deng Keke mengisahkan tentang persahabatan yang dijalani oleh empat remaja yang dari kecil sudah bertekad untuk meraih cita-cita yang telah mereka ikrarkan di sebuah puncak bukit kecil.
Mereka adalah Meriam, Umar, Ruslan, dan Daniel. Meriam adalah anak tunggal seorang perwira Angkatan Laut yang pindah tugas dari Minahasa ke Gorontalo. Di tampatnya yang baru itu, Meriam bersahabat dengan anak-anak dusun yang berada di Gorontalo.
Sebetulnya orangtua Meriam, terutama mamanya sangat tidak memperbolehkan anak tunggalnya itu bergaul dengan anak-anak dusun tersebut, akan tetapi Meriam membandel.
Dia justru bergaul dengan ketiga anak itu dia merasa mendapatkan saudara yang begitu setia kawan dan mereka bersahabat dengan saling menghormati. Film ini kaya akan nilai-nilai adat, serta persatuan dan kesatuan bangsa. (jlo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Santai Disindir Pinkan Mambo, Maia Estianty: Aku Kenal Dia, Orangnya Memang
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh