JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan calon presiden (capres) ideal versinya. Menurut Jokowi, presiden Indonesia mendatang harus tahan dengan kritikan pedas dari masyarakat.
Hal ini disampaikannya saat memberikan kuliah umum di hadapan ribuan siswa Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang. Jokowi mengatakan, di era keterbukaan informasi seperti saat ini masyarakat dapat dengan mudah menyuarakan aspirasinya.
"Sekarang ini masanya sudah sangat demokratis. Ada apa-apa dikit di twitter, BB, FB itu sudah semua keluar. Kalau pemimpin nggak tahan banting berat juga," ujar Jokowi di Hall Basket Kampus UPH, Kamis (11/4).
Jokowi mengaku mengalami sendiri hal ini. Ia mengaku sudah biasa mendapatkan cacian dari warga ibu kota lewat media sosial.
"Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering, kurang sehat," ujar Jokowi disambut tawa para mahasiswa.
Mantan Wali Kota Surakarta itu tidak keberatan dengan hinaan yang dilontarkan warga Jakarta. Ia menganggap hal itu sebagai suatu aspirasi yang jujur apa adanya yang dapat dijadikan pemacu untuk bekerja lebih baik.
Selain itu, lanjut Jokowi, seorang presiden juga harus mampu merangkul seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari rakyat kecil hingga kaum elite harus diberi kesempatan dan perlakuan yang setara. Bila hal ini dapat dilakukan, Jokowi yakin masyarakat akan mendukung semua program pemerintah.
Politisi PDIP itu memberi contoh penertiban bangunan di bantaran Kali Pakin, Jakarta Utara. Saat itu mulai dari show room mobil, ruko hingga rumah kumuh berhasil digusur tanpa mendapat perlawanan.
"Begitu kita bersihkan, semua yang kita bersihkan nggak ada yang protes. Yang besar, sedang, dan kecil kita lakukan sama. Negara ini memang membutuhkan kepemimpinan yang visioner ke depan. Pemimpin harus beri keadilan kepada semuanya. Kecil, tengah, besar diberi ruang," pungkasnya.
"Sekarang ini masanya sudah sangat demokratis. Ada apa-apa dikit di twitter, BB, FB itu sudah semua keluar. Kalau pemimpin nggak tahan banting berat juga," ujar Jokowi di Hall Basket Kampus UPH, Kamis (11/4).
Jokowi mengaku mengalami sendiri hal ini. Ia mengaku sudah biasa mendapatkan cacian dari warga ibu kota lewat media sosial.
"Gubernur ini bodoh. Wajahnya ndeso. Gubernur ini kurus kering, kurang sehat," ujar Jokowi disambut tawa para mahasiswa.
Mantan Wali Kota Surakarta itu tidak keberatan dengan hinaan yang dilontarkan warga Jakarta. Ia menganggap hal itu sebagai suatu aspirasi yang jujur apa adanya yang dapat dijadikan pemacu untuk bekerja lebih baik.
Selain itu, lanjut Jokowi, seorang presiden juga harus mampu merangkul seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari rakyat kecil hingga kaum elite harus diberi kesempatan dan perlakuan yang setara. Bila hal ini dapat dilakukan, Jokowi yakin masyarakat akan mendukung semua program pemerintah.
Politisi PDIP itu memberi contoh penertiban bangunan di bantaran Kali Pakin, Jakarta Utara. Saat itu mulai dari show room mobil, ruko hingga rumah kumuh berhasil digusur tanpa mendapat perlawanan.
"Begitu kita bersihkan, semua yang kita bersihkan nggak ada yang protes. Yang besar, sedang, dan kecil kita lakukan sama. Negara ini memang membutuhkan kepemimpinan yang visioner ke depan. Pemimpin harus beri keadilan kepada semuanya. Kecil, tengah, besar diberi ruang," pungkasnya.
Tidak berbeda dengan warga di perkampungan kumuh, staf kampus dan mahasiswa universitas elite ini juga heboh saat melihat Jokowi dari dekat. Mereka berebut untuk menyapa ataupun foto bersama dengan Jokowi.
Acara kuliah umum bersama Jokowi ini ikut dihadiri oleh anggota DPR RI Maruarar Sirait, pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana, dan musisi Edo Kondologit. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Minta Pemerintah Tetapkan Fokus Pembangunan
Redaktur : Tim Redaksi