jpnn.com, MAKASSAR - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyampaikan upaya negara dalam mewujudkan kedaulatan pangan saat memberikan kuliah umum di acara Dies Natalis ke-71 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas), Jumat (26/5).
Mentan SYL menyampaikan potensi sumber daya lokal Indonesia sebagai bahan pangan sangat melimpah, sehingga kebutuhan pangan bagi 270 juta penduduk Indonesia bisa dioptimalkan dari produksi dalam negeri.
BACA JUGA: Mentan SYL Ingatkan El Nino Ancaman Serius Bagi Produksi Pangan yang Harus Diantisipasi
"Impor bukan sesuatu yang haram, tapi tentu akan jauh lebih baik jika mengkonsumsi beras produksi petani kita, karena dengan begitu dampak perputaran ekonominya besar," kata Mentan SYL yang membawa materi kuliah tema dengan tema 'Kebijakan Negara dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan'.
Menurut Mentan, kehadiran dan peran negara dalam mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan bisa dilakukan, salah satunya melalui memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) dengan mengoptimalkan penyerapan gabah petani.
BACA JUGA: Temui Mentan SYL, Bank Dunia Puji Terobosan Indonesia Memajukan Sektor Pertanian
"Hadirnya pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat, membuka dialog terbuka, dan menghadirkan kepastian hukum adalah syarat menjadi good governance," ungkap mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu.
Lebih lanjut Mentan SYL menyampaikan capaian kinerja sektor pertanian yang terus menunjukkan performa positif tidak terlepas dari tiga hal tersebut.
"Sektor pertanian adalah kebutuhan dasar dan menjadi sangat penting oleh karena itu kedaulatan dan kemandirian pangan menjadi hak setiap negara," ujarnya.
Mentan SYL yang meraih gelar sarjana hingga doktor di FH Unhas menerangkan bahwa belum selesai dengan Covid-19, sektor pertanian dihadapkan pada tantangan yang semakin berat, yaitu iklim ekstrem kekeringan (El Nino).
Dijelaskan Mentan, Kementan sudah menyiapkan berbagai upaya dalam rangka mengadaptasi dan antisipasi ancaman tersebut, antara lain melalui peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi.
Selain itu, lanjut Syahrul, melakukan introduksi varietas tahan kering.
Kemudian mempercepat tanam untuk mengejar sisa hujan. Pengembangan komoditas seribu hektare dan pupuk organik secara masif dan mandiri.
Di bagian lain, Mentan SYL mengemukakan FH Unhas dalam kurun waktu 71 tahun sudah menghasilkan banyak alumni dengan reputasi dan kemampuan yang tidak diragukan lagi, seperti Baharuddin Lopa (mantan Jaksa Agung).
"Tidak cukup menjadi orang pintar saja, tapi yang dibutuhkan negara untuk memperbaiki bangsa ini adalah orang pintar yang punya karakter, seperti Prof Baharuddin Lopa," pungkasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi