Beri Layanan Seharga Semangkuk Bakso

Sabtu, 28 Agustus 2010 – 13:05 WIB

 Prestasi membanggakan ditorehkan Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi (RSYB) dalam ajang Asian Hospital Management Award 2010 di Seoul, Korea Selatan, 19 - 20 Agustus laluWakil Indonesia itu menyabet trofi excellent reward untuk kategori marketing, public relation, and promotional

BACA JUGA: Wahyu Aditya,Pemimpin Kantor Kementerian Desain Republik Indonesia

Bagaimana RSYB mampu bersaing dengan RS-RS se-Asia dalam even itu"

 
 NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi

 
Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi sebenarnya tidak termasuk RS nomor satu di Banyuwangi
RS itu bahkan termasuk biasa-biasa saja secara fisik

BACA JUGA: Beratap Rumput Hidup, Bisa Tampung 10 Ribu Pengunjung

Kapasitas RS tersebut juga relatif kecil
RSYB hanya memiliki 50 tempat tidur untuk pasien

BACA JUGA: Tak Berani Melawan, Takut Todongan Senjata


 
"Kalau melihat jumlah bed kami, memang masih kecil," ungkap Direktur RSYB Burhanuddin Hamid Darmadji.Berada persis di jantung Kota Gandrung, luas kompleks RSYB masih kalah dibanding rumah sakit milik pemerintah atau swasta lainnya di BanyuwangiApalagi, sebelum beralih fungsi menjadi rumah sakit seperti saat ini, masyarakat Banyuwangi lebih mengenal Yasmin sebagai laboratorium dan klinik kesehatan biasa

Namun, seiring berjalannya waktu, klinik itu kemudian mengubah wajah dan status menjadi rumah sakitMasyarakat pun kemudian mengenalnya dengan sebutan RSYBMeski secara ukuran fisik kecil, manfaat RSYB banyak dirasakan masyarakat Banyuwangi dan sekitarnyaSebab, RS swasta tersebut terus mencari inovasi dan terobosan sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang murah serta berkualitasSalah satunya, produk layanan kesehatan yang diberi nama Yasmin-Lakers Up.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan itu, masyarakat tidak perlu merogoh kocek dalam-dalamCukup dengan Rp 5.000, pasien sudah bisa mendapatkan layanan rumah sakit mulai rawat inap dan pengobatan lainnya di RSYBInovasi itulah yang kemudian mengantar rumah sakit tersebut mewakili Indonesia dalam ajang Asian Hospital Management Award 2010 di Seoul, Korea Selatan.

Sebelumnya, selama dua tahun berturut-turut pada 2008 dan 2009, RSYB menahbiskan diri sebagai RS terbaik di level nasionalPada 2008 dalam ajang Persi (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Award 2008, RSYB meraih juara ketiga bidang human resources development project (HRD)Metode pemberian remunerasi pegawai melalui parameter senyum menjadi awal inovasi rumah sakit tersebut.

Lalu, pada 2009, RSYB menelurkan inovasi anyar lagiKali ini di bidang marketing, customer service, dan public relationBerkat inovasi itu, RSYB terpilih menjadi yang terbaik dalam Persi Award 2009 dan berhak mewakili Indonesia dalam kompetisi inovasi RS tingkat Asia tahun ini
 
RSYB juga bisa menjawab kepercayaan yang diberikan ituMereka mampu meraih prestasi terbaik dalam ajang Asian Hospital Management Award tersebutYang membanggakan, even itu diikuti 10 negara yang melibatkan 500 manajer rumah sakit dari 58 rumah sakit ternama se-Asia
 
Dalam kompetisi itu, RSYB mengusung topik pemasaran layanan kesehatan bertajuk selling hospital in a bowl of meatball (menjual rumah sakit dalam semangkuk bakso)Inovasi tersebut mendapat apresiasi dari dewan juri yang beranggota para pakar kesehatan dari Amerika Serikat, India, Hongkong, dan tuan rumah.
 
Dalam ajang internasional itu, RSYB memamerkan daya saingnya dengan rumah sakit ternama di kawasan Asia lainnya seperti Assunta Hospital dari Malaysia, Apollo Hospital Hyderabad dari India, Samitivej Hospital dari Thailand, dan beberapa peserta lainnya, termasuk wakil Indonesia lainnya, RS Dharmais Jakarta
 
Dibanding RS-RS itu, RSYB termasuk paling kecil dan "pelosok"Namun, juri tidak terpengaruh kondisi tersebutMereka justru menilai inovasi yang ditunjukkan RSYB telah menginspirasi RS lain bahwa layanan kesehatan setingkat RS bisa dilakukan dengan supermurah, seharga semangkuk bakso
 
Keberhasilan RYSB menarik perhatian sesama kompetitor dalam ajang tersebutBeberapa rumah sakit di negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina menyatakan tertarik untuk mengadopsi ide pelayanan supermurah ala RSYB ituNamun, sebagian wakil negara lain menyatakan sulit mengimplementasikan strategi marketing tersebut lantaran kebijakan pemerintah masing-masing.
 
"Kami bangga atas prestasi iniApalagi, presiden Asian Hospital Federation (AHF) berjanji memublikasikan terobosan kami ini dalam jurnal AHF," ujar Burhanuddin.AHF melihat, model pelayanan kesehatan yang diperkenalkan RSYB cukup unik dan terjangkau bagi masyarakat luasCalon pasien cukup mengeluarkan biaya Rp 5.000 atau setara USD 0,5 setahunBila diwujudkan barang, ongkos sebesar itu hanya untuk semangkuk bakso di warung"Memang sangat murah dan terjangkau masyarakat luas," tegas Burhanuddin yang juga penggagas inovasi pelayanan kesehatan di RSYB tersebut.
 
Menurut dia, kunci dalam pelayanan kesehatan ada pada kepercayaan konsumen kepada rumah sakitUntuk mendapatkan pelayanan yang murah, RSYB menjembatani tiga komponen dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatanYakni, rumah sakit, asuransi, dan masyarakat selaku customer
 
"Kami ingin keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi semua rumah sakit di IndonesiaKarena itu, kami akan membukukannya agar bisa dijadikan panduan RS lain yang ingin menerapkan," tegasnya(*/c5/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Andrea Hirata Mulai Merintis Kampung Laskar Pelangi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler